Isu Perlambatan Ekonomi Global Bakal Tekan Kurs Rupiah
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.055 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Jumat (25/10) pagi. Posisi tersebut menguat 0,02 persen dibandingkan penutupan Kamis (24/10), Rp14.058 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Tercatat Won Korea keok 0,15 persen, yen Jepang melemah 0,06 persen, ringgit Malaysia 0,04 persen, baht Thailand 0,01 persen, dan lira Turki 0,01 persen.
Di sisi lain, sejumlah mata uang negara di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Terpantau Dolar Singapura menguat 0,01 persen, begitu juga dengan peso Filipina 0,15 persen, sementara dolar Hong Kong stagnan dan tak bergerak terhadap dolar AS.
Di negara maju, sebagian besar kurs melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,05 persen, dolar Kanada 0,01 persen, dan euro 0,02 persen. Sementara penguatan terjadi pada dolar Australia sebesar 0,04 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan tipis disebabkan oleh pelambatan ekonomi AS hari ini.
“Tadi malam juga data ekonomi AS, data pesanan barang tahan lama (Durable Goods Orders) bulan September dirilis mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (24/10).
Namun, Ariston berpendapat hal tersebut juga berisiko melemahkan ekonomi global yang memberikan tekanan pada rupiah.
“Isu pelambatan ekonomi global mungkin akan menjadi katalis rupiah hari ini,” tuturnya.
Sementara itu, pada Kamis (23/10) kemarin, BI telah menjelaskan alasan pemangkasan, salah satunya adalah kekhawatiran pelambatan ekonomi.
Ariston berpendapat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.100 hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : republika.co.id
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]