15 Orang Tewas dalam Kerusuhan Chile
Setidaknya pemerintah Chile mengonfirmasi bahwa ada 15 orang yang tewas dalam kerusuhan terkait kenaikan tarif kereta bawah tanah sejak dua hari yang lalu.
Akibatnya, pemerintah memperpanjang status darurat di 16 wilayah di negara yang terletak di Amerika Selatan. Chile selama ini dipandang sebagai negara yang paling stabil di kawasan.
Dilansir dari NBC, Rabu 23 Oktober 2019, Presiden Chile Sebastian Pinera telah bertemu dengan para menteri kabinet pun oposisi untuk menyelesaikan keadaan ini.
Namun, beberapa partai berhaluan kiri memboikot pertemuan itu.
Menurut warga Chile, kerusuhan kali ini membangkitkan ingatan mereka terkait kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet di mana sekitar tiga ribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya disiksa.
Protes awal dipimpin oleh mahasiswa yang menolak adanya kenaikan tarif kereta. Tak hanya itu, ada 70 insiden kekerasan termasuk 40 penjarahan supermarket di ibu kota Santiago.
Ada kebuntuan transportasi di Santiago dan kekacauan di bandara internasional pada Minggu, di mana penerbangan masuk dan keluar Santiago ditangguhkan atau dibatalkan karena anggota kru dan staf bandara tidak dapat bekerja.
Menjelang sore pada Minggu, jaksa penuntut mengatakan, 1.462 orang telah didakwa sehubungan dengan protes hari itu, 614 di antaranya di Santiago. Itu terjadi setelah 179 penangkapan di Santiago pada hari Sabtu.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]