Harga Minyak Turun Lagi, Padahal AS-China Mau Damai
Harga “si emas hitam” bergerak variatif pada perdagangan pagi ini. Optimisme negosiasi perang dagang memang merebak di kalangan pelaku pasar, tetapi kekhawatiran pelemahan ekonomi masih ada.
Harga komoditas minyak mentah kontrak berjangka jenis Brent turun 0,05% ke level US$ 58,93/barel. Berbanding terbalik, minyak mentah jenis Light Sweet justru naik 0,43% ke level US$ 53,54/barel.
Kabar makin mesranya AS-China memang sempat membuat harga minyak naik. Presiden AS Donald Trump mengatakan siap untuk menandatangani butir-butir kesepakatan dagang yang dinegosiasikan 10-11 November lalu di Washington.
Ketegangan Washington-Beijing memang mulai melunak. Presiden AS dan China dijadwalkan bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC pertengahan November nanti di Chile. Keduanya dikabarkan akan menandatangani kesepakatan di momen tersebut.
Robert Lightizer selaku Perwakilan Dagang AS juga menyebutkan bahwa dokumen resmi yang berisi butir-butir perjanjian akan selesai sebelum KTT berlangsung. Beberapa poin yang dinegosiasikan adalah tentang perjanjian pembelian produk pertanian, kekayaan intelektual, jasa keuangan hingga nilai tukar mata uang.
Presiden AS Donald Trump juga menegaskan bahwa China telah memulai membeli produk pertanian AS. Kabar ini telah membuat optimisme pelaku pasar mulai kembali. Namun mereka masih berhati-hati karena selain perjanjian belum diteken, isu perlambatan pertumbuhan ekonomi global masih membayangi.
Ketika ekonomi dunia masih tumbuh melambat tahun depan, maka ada kekhawatiran bahwa permintaan minyak mentah global akan terpangkas.
Sementara itu dari sisi pasokan, pasokan minyak mentah AS yang naik enam minggu berturut-turut, naiknya produksi Rusia menjelang musim dingin serta komitmen OPEC+ dalam memangkas produksi minyak mereka juga jadi ancaman tersendiri yang berpotensi mengerek turun harga minyak lebih dalam.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]
