Turki Tunda Operasi Militer di Suriah Usai Negosiasi dengan AS
Turki telah menyetujui gencatan senjata di Suriah bagian utara untuk memberikan kesempatan bagi pasukan pimpinan Kurdi yang menguasai wilayah itu menarik diri.
Kesepakatan itu terjadi setelah Wakil Presiden AS Mike Pence dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu untuk mengadakan pembicaraan di Ankara pada Kamis 17 Oktober 2019.
Semua pertempuran akan dihentikan selama lima hari, dan AS akan membantu memfasilitasi penarikan pasukan pimpinan Kurdi dari apa yang oleh Turki disebut “zona aman” di perbatasan, kata Pence, seperti dikutip dari BBC, Jumat (18/10/2019).
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada wartawan bahwa serangan hanya akan dihentikan secara permanen ketika Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi telah meninggalkan zona perbatasan.
“Kami menangguhkan operasi, bukan menghentikannya,” katanya. “Kami akan menghentikan operasi hanya setelah (pasukan Kurdi) sepenuhnya mundur dari wilayah.”
Cavusoglu mengatakan Turki juga telah mengamankan tujuannya untuk melepaskan senjata berat dari para pejuang yang dipimpin Kurdi, dan posisi mereka dihancurkan.
Berbalas Pencabutan Sanksi AS kepada Turki
Pence mengatakan, AS akan mencabut sanksi ekonomi –yang beberapa hari sebelumnya dijatuhkan pada Turki– ketika serangan militer berakhir, dan tidak akan memaksakan lebih banyak setelah itu.
Namun, belum jelas apakah Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang turut berperang dengan Turki di Suriah utara akan sepenuhnya mematuhi kesepakatan itu.
Komandan YPG, Mazloum Kobani mengatakan pasukan pimpinan Kurdi akan mengamati kesepakatan di daerah antara kota perbatasan Suriah utara di Ras al-Ain dan Tal Abyad, tempat pertempuran sengit sejak Turki melancarkan ofensif pada Rabu 9 Oktober lalu.
“Kami belum membahas nasib daerah lain,” katanya.
Politisi senior Kurdi, Aldar Xelil mengatakan bahwa dia menyambut baik untuk mengakhiri pertempuran, tetapi SDF akan mempertahankan diri jika kekerasan terus berlanjut.
Organisasi pemantau yang berbasis di Inggris, Observatory Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bentrokan terus terjadi di Ras al-Ain meskipun ada pengumuman gencatan senjata.
Dikatakan 72 warga sipil telah tewas di dalam wilayah Suriah dan lebih dari 300.000 orang terlantar selama delapan hari terakhir.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]