Negosiasi Intens Brexit Berlanjut

Inggris dan Uni Eropa kembali melanjutkan negosiasi intens mengenai kerangka perjanjian Brexit hari ini, Rabu 16 Oktober 2019. Malam sebelumnya, dialog dengan intensitas serupa belum berhasil mencapai terobosan.

Sejumlah laporan yang menyebutkan Inggris telah sedikit melunakkan sikapnya mengenai isu Irlandia Utara telah meningkatkan harapan bahwa Brexit tanpa perjanjian (no-deal Brexit) dapat dihindari.

Namun negosiasi maraton sepanjang Selasa malam di markas UE di Brussels, Belgia, belum juga menemukan titik temu mengenai harus seperti apa bentuk perjanjian Brexit itu. Padahal, tenggat waktu Brexit sudah semakin mendekat, yakni 31 Oktober mendatang.

Brexit, atau Britain Exit, adalah istilah untuk keluarnya Inggris dari keanggotaan UE. Brexit tengah diupayakan Inggris setelah menggelar referendum keanggotaan UE pada 2016.

“Tim negosiator bekerja sepanjang malam dan terus membuat kemajuan. Kedua tim bertemu lagi hari ini,” kata seorang pejabat Inggris, dinukil dari AFP. Ia menyebut negosiasi maraton di Brussels berlangsung “konstruktif.”

Seorang diplomat senior Eropa mengatakan kepada AFP bahwa tim negosiator mulai mencoba menuliskan tawaran-tawaran Inggris mengenai Brexit ke dalam bentuk teks formal. Teks itu nantinya dapat diserahkan kepada para petinggi UE pada Kamis 17 Oktober.

Namun yang akan menjadi penentu adalah parlemen Inggris. Segala perjanjian apapun antara Inggris dan UE terkait Brexit harus terlebih dahulu diloloskan House of Commons.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Johnson menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengajukan permohonan penundaan tenggat waktu Brexit. Padahal, parlemen Inggris telah meloloskan aturan terbaru yang mengharuskan dirinya menunda Brexit jika kesepakatan dengan UE tidak tercapai.

Tim negosiator UE, Michel Barnier, menilai terwujudnya Brexit dengan perjanjian masih mungkin terjadi meski kemungkinannya kecil.

“Kami juga siap untuk (Brexit) tanpa perjanjian. Tapi perlu dicatat bahwa (Brexit) tanpa perjanjian tidak akan pernah menjadi pilihan UE. Namun jika pada akhirnya terjadi, maka itu adalah pilihan Inggris,” sambung dia.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *