Presiden Ekuador dan Pedemo Memulai Dialog Damai
Sejumlah tokoh adat Ekuador dan Presiden Lenin Moreno memulai dialog empat mata pada Minggu 13 Oktober untuk mengakhiri gelombang protes dan aksi kekerasan yang telah berlangsung selama hampir dua pekan.
Jaime Vargas, kepala grup CONAIE yang memimpin jalannya unjuk rasa, meminta Moreno untuk segera memecat menteri dalam negeri dan juga menteri pertahanan atas penggunaan “kekerasan berlebih” terhadap demonstran.
Dialog damai di Quito terwujud usai terjadinya aksi protes yang berlangsung selama 12 hari. Bentrokan dalam unjuk rasa itu telah menewaskan enam orang, dan melukai hampir 2.100 lainnya.
Sabtu kemarin, pengunjuk rasa menyerbu sebuah kantor televisi dan juga surat kabar. Tidak hanya itu, mereka juga membakar sebuah gedung pemerintah.
Moreno telah memberlakukan jam malam di Quito dan juga mengerahkan militer untuk menjaga seantero wilayah ibu kota.
Seorang tokoh adat mengatakan bahwa pedemo yang berkumpul di Quito akan tetap berada di sana hingga dialog damai menghasilkan semacam kesepakatan. Unjuk rasa di Ekuador ini dipicu pencabutan subsidi bahan bakar minyak.
“Kami akan tetap berada di sana (Quito) hingga tercapai sebuah solusi,” tegas Salvador Quishpe dari CONAIE, dikutip dari AFP, Senin 14 Oktober 2019.
CONAIE pernah beberapa kali menolak tawaran dialog dari pemerintah. Namun Sabtu kemarin, mereka akhirnya menerima tawaran tersebut, dan menekankan bahwa fokus dialog adalah menyelesaikan isu BBM.
Sebelumnya, Moreno bertekad akan segera mengembalikan “ketertiban dan keamanan di seantero Ekuador. Mengenai pencabutan subsidi BBM, Moreno menegaskan tidak akan menarik keputusannya tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres melalui juru bicaranya Stephane Dujarric “menyambut baik dimulainya dialog damai” untuk mengakhiri krisis di Ekuador.
Sumber : medcom.id
Gambar : Anadolu Agency
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]