CEO Tokopedia: Kami Fokus Go Local bukan Go Global
Salah satu e-commerce unicorn Indonesia, Tokopedia memilih fokus pada perluasan pasar lokal ketimbang mencoba menjamah pasar global. Upaya memperluas pasar lokal dengan mendorong pemerataan para pedagang toko online di Tokopedia dari daerah luar Jawa agar distribusi produk merata.
Co Founder sekaligus CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, mengatakan, langkah itu berbeda dengan para unicorn lain di Indonesia yang memilih untuk ekspansi global. Sebab, potensi ekonomi digital dalam negari masih banyak yang belum tergali. Itu sekaligus untuk mendukung pemerataan pertumbuhan ekonomi daerah dengan teknologi digital.
“Tokopedia akan go local bukan go global. Kami merasa Boyolali lebih penting daripada Bangkok, Makassar lebih penting daripada Manilla,” kata William di Djakarta Theater, Kamis (10/10) malam.
Potensi daerah yang ia maksud, termasuk 100 juta masyarakat yang tinggal di perdesaan. Mereka semestinya diberdayakan untuk memulai usaha dengan memanfaatkan teknologi e-commerce agar kesejahteraan meningkat.
Hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB Universitas Indonesia 2019, terdapat 6,4 juta masyarakat yang memulai usaha di Tokopedia, naik dari tahun lalu sebanyak 5 juta penjual.
Mereka para penjual tersebar di 96 persen kota dan kabupaten di Indonesia. Lebih dari 5 juta penjual atau 94 persen, merupakan penjual kelas ulta mikro dengan rata-rata penjualan mencapai Rp 48 juta per tahun.
Dengan persebaran penjual yang hingga ke daerah, diketahui transaksi melalui Tokopedia terjadi di 97 persen kecamatan di Indonesia. Transaksi itu dilakukan oleh 90 juta pengguna aktif Tokopedia per bulannya.
Masih dari hasil riset UI, 90 persen transkasi daring di wilayah Indonesia timur, berasal dari Indonesia bagian barat dan tengah. Itu menunjukakn bahwa para penjual di kawasan timur kini bisa menjangkau para pembeli hingga ujung barat Indonesia. Begitu juga sebaliknya.
Dari data yang dipaparkan, riset UI menilai Tokopedia menjadi salah satu jembatan bagi pemerataan ekonomi melalui transaksi digital. “Kami konsisten bahwa misi Tokopedia adalah pemerataan ekonomi secara digital. Kami bisa berhasil kalau orang lain bisa berhasil,” kata William.
Ia menambahkan, Tokopedia juga membangun gudang-gudang barang di daerah, terutama luar Jawa. Penjual dari daerah hanya perlu melakukan penyewaan gudang dengan harga yang murah ketimbang harus membangun toko fisik dengan dana pribadi.
Gudang Tokopedia juga dilengkapi dengan pengelolaan data digital agar ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan setempat. Dengan begitu, penjual di daerah tak perlu pergi ke Jawa dan tetap mengembangkan usaha digitalnya di wilayah masing-masing. Itu sebagai upaya penetrasi pasar di seluruh wilayah pelosok Tanah Air.
“Setelah pemerataan terjadi, kami baru akan lakukan go global,” katanya.
Wakil Direktur LPEM FEB UI, Kiki Verico, menambahlan, nilai penjualan yang diperoleh para penjual di Tokopedia memang tidak besar. Hanya saja, sifat perkembangan bisnis di Tokopedia terjadi secara inklusif. Itu menunjukkan bahwa terjadinya penyebaran pelaku-pelaku usaha yang baru secara terus menerus.
Menurut dia, hal itu akan menambah kualitas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2018, Tokopedia menciptakan 857 ribu lapangan kerja baru atau setara 10,3 persen dari total lapangan kerja baru tahun di Indonesia. Penciptaan lapangan kerja itu tersebar hingga luar Jawa, terutama Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, hingga Nusa Tenggara Barat.
Sebanyak 309 ribu lapangan pekerjaan diantaranya menjadi Tokopedia sebagai sumber penghasilan utama. “Inklusivitas dapat dan memungkinkan kita untuk mengurangi ketimpangan antar daerah,” kata Kiki.
Sumber : republika.co.id
Gambar : INFOPERBANKAN.COM
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]