China Akui Terpukul Perang Dagang
Menteri Perdagangan China Zhong Shan menyatakan perang dagang yang terjadi antara negaranya dengan Amerika Serikat (AS) belakangan ini telah menyebabkan perusahaan di Negeri Tirai Bambu mendapatkan banyak kesulitan.
Pasalnya, perang dagang telah menekan ekonomi China. Dampak salah satunya terlihat dari ekspor China.
Pada Agustus kemarin, ekspor China secara tak terduga turun karena pengiriman ke Amerika Serikat melambat tajam.
“Perdagangan memang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tantangan ini bersifat internal dan eksternal,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/9).
AS dan China telah lebih dari setahun belakangan ini terlibat dalam perang dagang. Mereka saling memberlakukan tarif bea masuk atas impor barang.
Dua negara tersebut sebenarnya sudah berupaya untuk menyelesaikan konflik perdagangan sejak awal tahun lalu. Tapi upaya tersebut mengalami pasang surut.
Belakangan ini, mereka memulai kembali perundingan dagang. Putaran baru perundingan dagang tingkat tinggi antara dua negara dengan ekonomi terbesar tersebut direncanakan akan dilakukan pada 10-11 Oktober mendatang.
Pertemuan akan dipimpin oleh penasihat ekonomi utama Presiden Xi Jinping, Wakil Perdana Menteri Liu He. Selain melaksanakan pertemuan tersebut, agar hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan negaranya membaik, Zhong mengatakan pihaknya juga akan meningkatkan impor dari AS.
Namun di tengah rencana tersebut, pemerintahan Presiden AS Donald Trump malah berencana menjalankan taktik baru untuk menekan sektor keuangan China dengan menghapus perusahaan Negeri Tirai Bambu dari bursa saham AS.
Sumber yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan pada Jumat lalu bahwa rencana tersebut merupakan bagian dari upaya AS membatasi investasi Negeri Paman Sam ke perusahaan China.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Waspada Online
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]