Presiden Iran Desak Arab Saudi Akhiri Perang di Yaman

Presiden Iran, Hassan Rouhani, mendesak Arab Saudi untuk mengakhiri operasi militer di Yaman yang sudah berlangsung sejak 2015. Hal tersebut ia sampaikan dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.

“Keamanan di Arab Saudi akan dijamin dengan berhenti menyerang Yaman, dari pada mengundang pihak asing,” kata Rouhani, seperti dilansir AFP, Kamis (26/9).

Ia kemudian mengajak beberapa negara di kawasan Timur Tengah untuk bergabung dalam sebuah “Koalisi untuk Harapan”, untuk berjanji agar tidak melakukan penyerangan dan tidak ikut campur dalam urusan antarnegara.

Hal tersebut dilakukan layaknya upaya AS dalam mengumpulkan sekutunya yang berada di Timur Tengah.

“Keamanan di berbagai wilayah seharusnya terjamin ketika tentara AS ditarik mundur. Jika terjadi sebuah insiden, Anda dan kita tidak tinggal sendiri. Kita adalah tetangga satu sama lain dan bukan dengan Amerika Serikat,” ujar Rouhani.

Menteri Luar Negeri Iran, Muhammad Javad Zarif, mendorong adanya konferensi tingkat tinggi (KTT) untuk semua negara yang berada di sekitar Selat Hormuz.

Negara-negara tersebut akan mendeklarasikan zona bebas senjata pembunuh massal dan membentuk pakta non-agresi bersama.

“Republik Islam Iran siap untuk berpartisipasi penuh dalam dialog dengan berbagai negara regional untuk membahas semua aspek dalam inisiatif ini,” kata Zarif.

Meski begitu, peluang usulan Iran itu tidak mungkin dilakukan saat ini, sebab situasi di Timur Tengah tidak kondusif.

Sebelumnya, kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim bertanggung jawab dalam serangan terhadap kilang perusahaan minyak Saudi Aramco dengan sekitar dua pekan lalu. Namun, pemerintah AS menuduh Iran sebagai dalang serangan dan menyatakan bahwa pemberontak Houthi tidak memiliki senjata pesawat nirawak (drone) yang bisa terbang sejauh itu.

Hal itu memicu serangan balasan dari Arab Saudi terhadap Houthi.

Perang yang berkecamuk di Yaman selama empat tahun mengakibatkan ribuan penduduk sipil meninggal dan jutaan lainnya mengalami kelaparan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Anadolu Agency

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *