Puluhan Ribu Anak Australia Mulai Demo Perubahan Iklim Global
Puluhan ribu anak di Australia dan negara-negara Pasifik turun ke jalan untuk membuka gerakan demonstrasi perubahan iklim global yang rencananya bakal digelar di berbagai belahan dunia hari ini.
Dari Sydney hingga Melbourne, para anak di Australia tersebut mengaku rela tak masuk sekolah demi menyuarakan desakan mereka agar pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia memperhatikan dampak perubahan iklim.
“Kami di sini untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang berkuasa, politikus, menunjukkan kepada mereka bahwa kami peduli dan ini sangat penting bagi kami,” ujar seorang siswa, Will Connor, saat ditemui AFP di sela aksi di Sydney.
Menutup pernyatannya, Connor kemudian berkata, “Jika tidak, kami tidak akan punya masa depan.”
Australia sendiri merupakan salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Industri tersebut pun membuka banyak lapangan kerja baru di Negeri Kanguru.
Namun, perkembangan industri tersebut juga membawa dampak negatif, terutama terkait perubahan iklim. Dalam beberapa tahun belakangan, Australia dilanda kekeringan dan banjir besar-besaran.
Sementara itu, perubahan iklim juga menjadi momok serius di negara-negara Pasifik, seperti Vanuatu, Solomon, dan Kiribati. Pulau-pulau kecil tersebut terancam tenggelam jika tak ada upaya meredam dampak perubahan iklim.
Ketika matahari terbit, para siswa di negara-negara itu pun langsung berkumpul sambil meneriakkan slogan-slogan seperti, “Kami tidak tenggelam. Kami berjuang!”
Tak hanya Australia dan negara-negara Pasifik, aksi serupa juga akan digelar di berbagai pelosok dunia lain, termasuk Indonesia. Di ibu kota, aksi rencananya bakal dimulai dari titik temu di Balai Kota Jakarta.
Secara keseluruhan, lebih dari 5.000 aksi demonstrasi akan dihelat pada hari ini. Gerakan terbesar diprediksi akan terjadi di New York, di mana satu juta siswa sudah diizinkan untuk mengikuti demonstrasi.
Gerakan besar-besaran ini digagas oleh seorang anak Swedia yang masih berusia 16 tahun, Greta Thunberg. Ia mulai menggelar “protes perubahan iklim” dengan bolos sekolah selama beberapa jam setiap Jumat.
Pada Mei lalu, sebanyak 1,4 juta anak-anak di seluruh dunia mengikuti jejak Thunberg sebagai bentuk solidaritas.
Pergerakan Thunberg kian besar, sampai-sampai ia diundang menjadi salah satu pembicara dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 23 September mendatang.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : LINE Today
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]