The Fed Enggan Longgarkan Moneter, Dolar AS Kokoh Rp14.090
Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.090 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Kamis (19/9) pagi. Posisi ini melemah 0,3 persen dibanding perdagangan Rabu (18/9) sore yakni Rp14.066 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Baht Thailand melemah 0,07 persen, ringgit Malaysia melemah 0,14 persen, dolar Singapura melemah 0,16 persen, peso Filipina melemah 0,25 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,25 persen.
Di kawasan Asia, hanya yen Jepang yang menguat terhadap dolar AS dengan nilai 0,15 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong tidak bergerak melawan dolar AS.
Mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS. Euro melemah 0,04 persen, poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dan dolar Australia melemah 0,24 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh keputusan bank sentral AS Federal Reserve yang memangkas suku bunga acuan menjadi 1,75 persen hingga 2 persen. Hal ini dilakukan seiring kekhawatiran otoritas moneter AS mengenai perlambatan ekonomi global.
Namun, di dalam konferensi persnya, Gubernur The Fed Jerome Powell tidak memberi sinyal penurunan suku bunga dalam waktu dekat di masa mendatang, dan mengatakan ekonomi AS masih bagus. Pernyataan Powell ini tidak dovish seperti yang diperkirakan dan membawa indeks dolar AS melambung di pagi hari ini.
Selain The Fed, atensi pelaku pasar hari ini tertuju pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Di dalam RDG terakhir, BI menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 basis poin ke 5,5 persen pada bulan lalu.
“Adapun rentang rupiah pada hari ini bisa di Rp13.950 hingga Rp14.150 per dolar AS,” jelas Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/9).
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : SINDOnews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]