Benjamin Netanyahu, PM Termuda dan Terlama Israel
Benjamin Netanyahu kembali mencalonkan diri dalam pemilihan umum Israel untuk mempertahankan jabatannya sebagai perdana menteri di periode kelima.
Dalam pemilu yang digelar hari ini (17/9), Netanyahu akan berhadapan dengan delapan penantang lainnya.
Pemimpin Partai Likud itu merupakan pemimpin Israel terlama yang menjabat sebagai PM sejak 1996-1999 dan 2009-2019. Ia juga menjadi pemimpin Israel termuda, di mana ia terpilih menjadi PM ketika berusia 46 tahun pada 1996 lalu.
Netanyahu kerap dijuluki Bibi yang merupakan nama kecilnya atau “Mr. Security” karena fokusnya pada isu keamanan.
Ia dikenal terbuka jika membicarakan perang udara Israel di Suriah demi melawan Iran dan Hizbullah, tapi memilih menghindari pembicaraan terkait isu Palestina.
Netanyahu lahir di Tel Aviv pada 1949, 18 bulan setelah pembentukan negara Israel. Ayah Netanyahu merupakan seorang profesor sekaligus sejarawan.
Dilansir AFP, Netanyahu muda tumbuh besar di AS. Di Negeri Paman Sam, ia mengenyam pendidikan di universitas bergengsi, Massachusetts Institute of Technology (MIT). Karena itu, tak heran jika Netanyahu fasih berbahasa Inggris dengan aksen Amerika.
Sebelum berkiprah di politik, Netanyahu pernah bergabung dengan militer bersama dengan saudaranya, Yonatan. Ia pernah terluka dalam suatu operasi ketika mengabdi sebagai pemimpin anggota pasukan elite.
Sementara itu, Yonatan tewas ketika bertugas dalam operasi penyelamatan sandera di Bandara Entebbe, Uganda, pada 1976 lalu.
Karir politik Netanyahu melejit pesat setelah ditunjuk sebagai duta besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1984-1988 silam.
Netanyahu kemudian terpilih sebagai anggota parlemen Israel, Knesset, sebelum ditunjuk sebagai pemimpin Likud pada 1993. Pada 1996, Ia berhasil membawa Likud menang dalam pemilihan umum dan menjadi PM termuda.
Namun, Netanyahu memutuskan meninggalkan karier politiknya ketika kalah dalam pemilu 1999 dan kembali berkarir di sektor swasta.
Tak lama, ia kembali ke jalur politik sempat menjabat sebagai sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan.
Netanyahu selama ini dikenal sebagai pemimpin populis yang berusaha membangun citranya sebagai negarawan berpengaruh dengan mendekatkan dirinya dengan pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kampanye populisnya yang tak jarang dinilai memecah-belah masih manjur menarik dukungan. Akhir pekan lalu, Netanyahu bahkan bersumpah akan mencaplok Lembah Yordan di Tepi Barat jika terpilih lagi menjadi PM.
Janji kontroversial Netanyahu itu memicu kecaman dunia lantaran dinilai semakin merusak upaya perdamaian Israel-Palestina. Sejumlah pihak menganggap janji kampanye itu dinilai sebagai permainan politik Netanyahu untuk menggaet suara nasionalis sayap kanan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Warta Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]