2.637 Orang di Kalteng Terdeteksi Kena ISPA Akibat Karhutla

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ribuan orang di Kalimantan Tengah terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan ISPA yang dialami oleh warga akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalteng.

“Data Pos Komando (Posko) mengidentifikasi sebanyak 2.637 jiwa sebagai penderita infeksi saluran pernafasan akut,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (17/9).

Agus menuturkan penderita ISPA tersebar di beberapa wilayah di Kalteng. Penderita terbanyak tercatat di Kota Palangkaraya dengan 829 jiwa.

Sementara di wilayah lain, yakni Kotawaringin Timur 513 jiwa, Murung Raya 394 jiwa, Barito Utara 227 jiwa, Kapuas 161 jiwa, dan Kotawaringin Barat 147 jiwa.

“Wilayah lain seperti Barito Timur, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Lamandau, Pulang Pisau, Sukamara, penderita ISPA kurang dari 100 jiwa,” ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Agus menyampaikan Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan terus memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita ISPA. Di bawah kendali Dinas Kesehatan Kaltim, pelayanan diberikan tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga petugas pemadam di lapangan.

“Dinas kesehatan setempat menyediakan ruang oksigen atau rumah singgah, seperti di Kota Palangkaraya dengan menyiagakan 11 puskesmas, dua rumah sakit umum daerah, dan satu pelayanan dari Palang Merah Indonesia,” ujar Agus.

Titik Panas

Lebih jauh Agus menyampaikan jumlah titik panas atau hotspot di Kalteng saat ini terpantau 140 titik. Jumlah itu berdasarkan citra satelit Aqua, Terra, dan SNPP.

Wilayah dengan titik panas tertinggi berada di wilayah Kotawaringin Timur dengan 32 titik, Pulang Pisau 30 titik, Kapuas 23 titik, Seruyan 17 titik, Murung Raya 16 titik, Katingan 9, Barito Selatan 5 titik, Barito Timur 4 titik, Gunung Mas 3 titik, dan Barito Utara 1 titik.

“Prakiraan tingkat kemudahan terjadinya kebakaran di wilayah Kalteng masih dalam kategori sangat mudah terbakar,” ujar Agus.

Di sisi lain, Agus mengklaim upaya penanganan karhutla masih terus dilakukan lewat berbagai cara, yakni pemadaman darat, udara, dan penegakan hukum.

Lebih dari itu, pemadaman via udara, Agus menyebut tidak semua helikopter yang disiagakan mampu untuk melakukan pengeboman air di beberapa titik teridentifikasi titik panas.

“Hal tersebut disebabkan jarak pandang. Sedangkan pemadaman darat, satuan tugas Darat melakukan pemadaman, pendinginan, maupun pencegahan melalui patroli darat,” ujarnya.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Katadata

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *