IHSG Makin Terperosok, Awal Sesi II Amblas Lebih dari 2%
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan satu jam perdagangan sesi I. Penurunan IHSG semakin dalam lebih dari 2% karena sentimen kenaikan cukai rokok pada 2020.
Hingga pukul 14.38, IHSG terkoreksi 2,17% ke level 6.197,52. Asing juga tercatat banyak keluar dari pasar saham, dengan nilai net sell Rp 742 miliar.
Saham PT Gudang Garam Tbk anjlok 19,84% ke level Rp 55.150/unit dan saham PT HM Sampoerna turun 18,57% ke level Rp 2.280/unit.
Saham-saham emiten produsen rokok menjadi momok bagi IHSG pada perdagangan hari ini. Saham-saham emiten rokok dilego pelaku pasar seiring dengan keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 23% mulai Januari 2020.
Keputusan tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai menggelar rapat secara tertutup di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/9/2019). Sri Mulyani mengatakan bahwa dengan kenaikan tarif cukai rokok tersebut, maka harga jual eceran (HJE) pun mengalami kenaikan hingga 35%.
“Kenaikan average 23% untuk tarif cukai, dan 35% dari harga jualnya yang akan kami tuangkan dalam Permenkeu,” kata Sri Mulyani.
Untuk diketahui, untuk tahun 2019 pemerintah memutuskan untuk tak menaikkan tarif cukai rokok.
Dikhawatirkan, kenaikan tarif cukai yang begitu signifikan pada tahun depan akan menekan konsumsi masyarakat. Apalagi, saat ini tanda-tanda lemahnya daya beli masyarakat sudah sangat terlihat.
Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa (10/9/2019), penjualan barang-barang ritel periode Juli 2019 hanya tercatat tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.
Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.
Sebagai catatan, sudah sedari Mei 2019 pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : cnbcindonesia.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]