Singapura Waspada Kualitas Udara Buruk Akibat Karhutla RI
Singapura khawatir kualitas udara di negaranya bisa mencapai tingkat tidak sehat akibat kabut asap yang merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) menyampaikan kekhawatiran ini setelah melaporkan kemungkinan peningkatan Indeks Standar Polutan (PSI) di negaranya.
“Tergantung kondisi angin, PSI bisa memasuki tingkat tidak sehat jika situasi kabut asap di Sumatera tak berkembang atau bahkan memburuk,” demikian pernyataan NEA sebagaimana dilansir Channel NewsAsia, Selasa (10/9).
NEA melaporkan bahwa pada Selasa sebenarnya PSI di Singapura masih di tingkat Menengah dengan angka antara 85 dan 96.
Namun, PSI di Singapura diprediksi akan mencapai tingkat tidak sehat, yaitu 101-200, dalam kurun waktu 24 jam ke depan.
“Secara keseluruhan, PSI untuk 24 jam ke depan diprediksi akan menyentuh batas atas dari tingkat Menengah,” tulis NEA.
Memasuki hari ini, Rabu (11/9), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi sekitar 1.211 titik panas di wilayah Sumatera, meningkat dua kali lipat ketimbang sehari sebelumnya yang berada di angka 537.
Sementara itu, 749 titik panas lainnya juga terdeteksi di Kalimantan terhitung hingga Selasa kemarin.
Tak hanya Singapura, Malaysia pun menyampaikan kekhawatirannya terhadap kabut asap akibat karhutla di Indonesia ini. Mereka bahkan menawarkan bantuan untuk menangani karhutla tersebut.
“Malaysia akan terus berupaya membuat hujan buatan jika situasi memungkinkan dan mengirimkan bantuan bagi Indonesia bila mereka mau menerima,” ujar Menteri Energi, Teknologi, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia (Mestecc), Yeo Bee Yin.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : cnnindonesia.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]