Tensi Perang Dagang Meningkat, Rupiah Melorot
Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.218 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (3/9) pagi. Rupiah melemah 0,17 persen dibanding penutupan pada Senin (2/9), yakni Rp14.194 per dolar AS.
Pagi hari ini, Selasa (3/9), mayoritas mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,05 persen, baht Thailand melemah 0,08 persen, dan dolar Singapura melemah 0,11 persen.
Kemudian, peso Filipina melemah 0,21 persen, won Korea Selatan melemah 0,29 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,39 persen. Sementara itu, dolar Hong Kong bergeming terhadap dolar AS.
Mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,13 persen, dolar Australia melemah 0,15 persen, dan euro melemah 0?23 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan eskalasi perang dagang antara AS dan China membuat pasar keuangan kembali bergejolak. Apalagi, sejak 1 September 2019, AS resmi mengenakan bea masuk 15 persen untuk produk impor China senilai US$125 miliar.
Di sisi lain, China juga telah mengenakan bea masuk 5 persen hingga 10 persen untuk impor produk AS senilai US$75 miliar. Meski demikian, masih ada harapan bahwa negosiasi dagang antara kedua negara akan berlangsung pada bulan ini.
Tak hanya perang dagang, cerainya Inggris dari Uni Eropa, atau biasa disebut Brexit, juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Pada hari ini, parlemen Inggris rencananya mengadakan pemungutan suara terkait Brexit dan berujung pada keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kompensasi apapun (no-deal Brexit).
“Dalam transaksi hari ini, akan ada tarik menarik antara sentimen eksternal dan internal walaupun pasar AS tutup. Rupiah akan melemah tipis di Rp14.168 hingga Rp14.223 per dolar AS,” kata Ibrahim.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]