Lima Negara Maju Tambah Bantuan Dana Iklim Global

Lima negara maju menjanjikan kontribusi baru senilai hampir USD6 miliar untuk Dana Iklim Hijau (GCF) yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bantuan ini akan meningkatkan upaya membantu negara-negara termiskin menghadapi perubahan iklim. Donasi ini diumumkan menjelang konferensi yang akan digelar akhir Oktober mendatang.

Lokasi konferensi akan diputuskan dalam pertemuan di Ottawa pekan ini. Pada konferensi tingkat tinggi (KTT) negara-negara maju Grup Tujuh (G7), Inggris, Prancis, dan Kanada mengumumkan dukungan baru untuk GCF. Saat ini GCF mendukung berbagai proyek yang membantu negara-negara berkembang beralih ke energi bersih dan kemampuan menghadapi cuaca ekstrem serta naiknya permukaan laut.

Saat penggalangan dana pertama GCF pada 2014, lembaga itu menerima janji bantuan lebih dari USD10 miliar. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tak percaya dengan perubahan iklim, menolak memberikan dua pertiga dari janji sebesar USD3 miliar yang dibuat oleh pendahulunya Barack Obama. Jerman dan Norwegia telah mengumumkan pada akhir 2018 bahwa mereka akan meningkatkan kontribusi awal hingga dua kali lipat.

Janji baru dari Inggris dan Prancis juga dua kali lipat dari janji pertama, saat diukur dengan mata uang nasional mereka. ”Meningkatkan kontribusi sangat penting untuk mendukung negara-negara berkembang meningkatkan dan merealisasikan ambisi iklim,” papar Direktur Eksekutif GCF Yannick Glemarec, dilansir Reuters.

Banyak rencana negaranegara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca bergantung pada bantuan internasional semacam itu. ”Upaya Prancis untuk penambahan GCF dalam agenda G7 merupakan sinyal penting bahwa dana itu mendorong hasil transformatif untuk berbagai negara dan komunitas di garis depan perubahan iklim,” tutur Glemarec.

GCF sekarang mengalokasikan lebih dari USD5,2 miliar untuk 111 proyek iklim di 99 negara. Proyek itu antara lain menyediakan kredit untuk wanita Ghana yang bekerja untuk pertanian peduli iklim, hingga mendorong penghijauan hutan kembali di Honduras dan melindungi suplai air minum dari kekeringan di Kepulauan Marshall.

Juru bicara GCF berharap gelombang kedua penggalangan dana itu akan menghasilkan minimal sama dengan USD10,3 miliar dari para donor pada 2014. Meski demikian, target pasti dalam konferensi kali ini belum ditetapkan.

Rangkuman hasil KTT G7 menyatakan anggota G7 menyelesaikan kontribusi baru untuk GCF dan mendorong negara lain meningkatkan kontribusi juga. Analis keuangan iklim berharap beberapa negara akan mengumumkan donasi baru saat konferensi iklim PBB di New York pada 23 September. Negara-negara Eropa lainnya tampaknya akan memberi kontribusi lebih banyak. Semua mata juga mengarah ke Jepang yang saat ini menjadi donor terbesar GCF.”

GCF sekarang memiliki contoh konkret untuk menunjukkan uang itu menguntungkan komu nitas miskin, seperti menambah tenaga surya di Mongolia saat pembakaran batu bara mengakibatkan polusi udara,” kata Leonardo Martinez-Diaz, direktur keuangan berkelanjutan di World Resources Institute.

 

 

 

 

 

Sumber : sindonews.com
Gambar : France 24

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *