Petani Bakar Hutan Amazon untuk Buka Lahan, “Demi Bertahan Hidup”
Hutan hujan Amazon saat ini tengah mengalami kebakaran besar. Data dari Institut Riset Antariksa Nasional (INPE) menyebutkan ada peningkatan kebakaran hingga 85 persen dibandingkan tahun lalu.
Kebakaran ini menarik perhatian dunia internasional, bahkan negara-negara G7 sepakat untuk memberikan bantuan teknis dan finansial kepada Brasil untuk menangani kebakaran Amazon. Kebakaran juga menjadikan Presiden Brasil Jair Bolsonaro sebagai sorotan lantaran dianggap tidak prokonservasi dan tidak mengeluarkan kebijakan tegas terhadap para pelaku perusakan hutan.
Namun, belakangan diketahui bahwa kelompok petani turut berkontribusi pada kerusakan hutan. Banyak petani yang merusak hutan demi membuka lahan untuk bercocok tanam.
“Di sini kami tidak memiliki dukungan dari pemerintah federal atau siapa pun, hanya dari Tuhan. Kami menebang pohon untuk menanam rumput agar bisa bertahan hidup, agar ternak makan,” kata salah seorang petani bernama Aurelio Andrade, dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (28/8).
Ia dan istrinya telah 19 tahun menjadikan beternak sebagai cara untuk bertahan hidup. Ia mengatakan saat pertama kali pindah ke kawasan Amazon, tanah tempatnya tinggal adalah “tanah tak bertuan”. Dia berharap pihak berwenang pada akhirnya akan mengenalinya sebagai pemilik tanah yang sah.
Perampasan tanah oleh petani, peternak, atau penebang di lembah Amazon yang luas telah lama menjadi masalah dan sumber konflik dengan suku-suku asli.
Saat ini keadaan semakin pelik dengan kobaran api. Ribuan tentara dan petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk memerangi api yang melahap bagian-bagian Amazon. Para ahli mengatakan peningkatan pembukaan lahan dalam musim kemarau selama berbulan-bulan untuk memberi jalan bagi penggembalaan atau panen telah memperburuk kebakaran tahun ini.
Pemilik tanah kecil seperti Andrade dipersalahkan karena memicu kehancuran. Tapi Andrade mengatakan mereka tidak punya pilihan.
“Bahkan jika Anda mengambil daerah sepi Anda harus membersihkan, membakar, dan membuat rumah tempat Anda bisa tinggal bersama anak-anak Anda,” katanya.
“Anda tidak akan membuat rumah di rongga pohon, seolah-olah anda burung, kan?” tambahnya.
Sumber : akurat.co
Gambar : Detik Finance
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]