Massa Anti-rasisme Gelar Aksi di Tiga Kabupaten di Papua
Sejumlah elemen masyarakat Papua turun ke jalan menggelar aksi untuk menentang rasisme. Aksi ini merespons kasus tindakan rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Aksi hari ini diadakan di Kabupaten Paniai, Kabupaten Deiyai, dan Kabupaten Dogiayai. Aktivis hak asasi manusia (HAM) asal Papua, Jones Douw mengklaim rata-rata jumlah massa yang mengikuti aksi di tiga kabupaten itu sekitar 30 ribu orang.
“Hari ini yang pasti massa turun di Enarotali (Paniai), Deiyai, Dogiyai. Seluruh kegiatan mogok, baik perkantoran, sekolah, dan pasar,” kata Jones kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (26/8).
Massa aksi yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Anti-rasisme juga menuntut referendum Papua. Mereka mengibarkan bendera Bintang Kejora di pusat keramaian, termasuk terminal.
“Masyarakat minta referendum atau perundingan. Rasisme tidak bisa habis kalau bangsa Papua ada di dalam negara ini, rasisme tetap akan ada terus. Itu teriakan dari masyarakat di tiga kabupaten,” ujarnya.
Massa menggelar aksi sejak pukul 08.00 WIT, dan rencananya berakhir pada pukul 17.00 WIT. Mereka berkumpul di tiap distrik dan bergerak ke lokasi aksi, seperti di lapangan.
“Hari ini di Lapangan Soeharto penuh dengan manusia. Di Waghete, terminal, masyarakat mengibarkan bendera Bintang Kejora,” kata Jones.
Aksi serupa juga telah digelar di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat. Beberapa di antaranya di Manokwari, Sorong, Fakfak, Jayapura, Nabire, Timika, dan Merauke, bahkan di Jakarta.
Mereka mengecam tindakan rasial terhadap orang Papua. Hal ini terkait video viral yang merekam beberapa orang berseragam loreng dan lainnya pakaian bebas sedang marah. Dalam video itu, oknum aparat dan anggota ormas memaki dengan sebutan binatang kepada orang yang berada di dalam Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jumat (16/8) lalu.
Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Luki Hermawan menyatakan akan menyelidiki dugaan aksi rasial yang melabeli Mahasiswa Papua di Kota Surabaya dengan makian binatang.
Sementara Kepala Penerangan Kodam V Brawijaya Letkol Arm Imam Haryadi menyesalkan ada makian yang menyebut mahasiswa Papua sebagai binatang.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Megapolitan kompas
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,T
witter,Total”]