RI Tidak Perlu Impor Gas Dalam Waktu Dekat
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, temuan cadangan baru di beberapa blok serta akan berproduksinya lapangan minyak dan gas bumi (migas), membuat Indonesia tidak perlu mengimpor gas dalam waktu dekat ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebutkan, blok migas Indonesia yang produksinya menjanjikan, antara lain Blok Masela di Maluku yang dikelola oleh Inpex dan Shell. Cadangannya diperkirakan sekitar 18,5 TCF.
“Inpex dan Shell akan segera mengembangkan gas (di Masela) yang cadangan terbuktinya 18,5 TCF. Ini sangat besar dan kandungan CO2 juga kecil,” kata Jonan, dikutip dari situas resmi Ditjen Migas, Jumat (2/8/2019).
Jonan melanjutkan, temuan lainnya adalah di Blok Sakakemang di Sumatera yang dikelola Repsol, cadangannya diperkirakan mencapai 2 TCF. Diharapkan dalam 3 tahun setelah cadangan ditemukan, blok ini sudah dapat berproduksi.
“Kita mendorong Repsol dan kontraktor lainnya untuk melakukan eksplorasi migas baik di onshore maupun offshore,” tambah Jonan.
Selain blok-blok tersebut, Pemerintah juga mengharapkan agar proyek pengembangan laut dalam Indonesian Deep Water Development (IDD) juga dapat segera dikembangkan.
Impor LPG
Sebelumnya berdasarkan neraca gas bumi, Indonesia diperkirakan akan mengimpor gas, sebab tidak kunjung menemukan cadangan gas baru. Namun untuk Liquified Petroleum Gas (LPG), perlu dilakukan impor karena karakteristiknya yang berbeda.
“Kita belum (perlu) impor gas. Soal neraca gas, ya itu bikinnya dulu waktu belum ditemukan banyak (cadangan gas baru),” tandasnya.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]