Sentimen Penurunan Bunga The Fed Angkat Harga Minyak
Harga minyak dunia melanjutkan kenaikannya pada perdagangan Senin (29/7). Minyak berjangka Brent menguat 0,25 persen ke level US$63,71 per barel, sedangkan minyak Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) berakhir di area US$56,87 per barel.
Mengutip Reuters, Selasa (30/7), penguatan harga minyak dipicu oleh prospek penurunan suku bunga acuan The Fed. Prediksi itu timbul di tengah pesimisme pasar atas perundingan perang dagang antara AS dan China, serta perlambatan ekonomi AS.
Dalam sepekan ini, suku bunga acuan The Fed akan menjadi fokus investor. Jika bank sentral AS itu memangkas bunga acuannya, maka ini akan menjadi yang pertama sejak krisis keuangan yang terjadi lebih dari satu dekade lalu.
Presiden AS Donald Trump meminta The Fed untuk tak sekadar menurunkan bunga acuan di tengah perlambatan ekonomi yang melanda Negeri Paman Sam.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II 2019 hanya tumbuh 2,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka itu lebih rendah dari capaian sebelumnya yang meningkat 3,1 persen.
Perwakilan AS dan China akan melakukan pertemuan pekan ini untuk berdiskusi terkait perundingan perang dagang. Pasar sebelumnya berekspektasi hal itu bisa mendorong harga minyak dunia.
Namun, optimisme itu surut setelah Trump mengatakan bahwa peluang China untuk mau menandatangani kesepakatan perdagangan terbilang kecil. Menurut Trump, China akan menunggu hingga pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) AS pada 2020 rampung.
“Beberapa negosiasi perdagangan baru antara AS dan China akan sedikit berpengaruh ke harga minyak,” kata Jim Ritterbush dari Riiterbusch dan rekan dalam risetnya.
Namun, tambahnya, keputusan The Fed pada pertengahan pekan bisa mendorong penguatan harga minyak cukup tinggi.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pasardana
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]