Korban Tewas Kerusuhan Penjara di Brasil Bertambahe
Korban meninggal dalam kerusuhan di penjara Kota Altamira, Negara Bagian Pata, Brasil bertambah menjadi 57 orang. Peristiwa berdarah itu terjadi akibat pertikaian dua kelompok geng, Comando Classe A dan Comando Vermelho atau Red Command.
“Penyerangan ini sudah terencana. Tujuannya untuk menyelesaikan masalah di antara kedua geng itu,” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Negara Bagian Pata, Jarbas Vasconcelos, seperti dilansir Reuters, Selasa (30/7).
Kebanyakan korban meninggal karena terjebak di sel yang terbakar. Kemudian sebanyak 16 orang tewas dipancung. Para napi sempat menahan dua sipir, tetapi akhirnya dilepaskan.
Kementerian Hukum Brasil menyatakan mereka sedang mengusut siapa dalang kerusuhan itu. Mereka juga tengah mempertimbangkan mengirim para pentolan geng ke sejumlah penjara tingkat keamanan maksimum.
Kerusuhan maut di dalam penjara di Brasil sudah berulang kali terjadi. Pada Mei lalu 55 orang napi meninggal dalam kerusuhan di sebuah penjara di Negara Bagian Amazonas. Masih di tempat yang sama, dua tahun lalu juga terjadi kerusuhan penjara selama sepekan mengakibatkan 150 napi meninggal.
Diduga kuat kejadian itu adalah imbas pertikaian dua geng. Kondisi penjara di Brasil juga sangat memprihatinkan karena kelebihan beban.
Saat ini tercatat ada sekitar 750 ribu narapidana dibui di lembaga pemasyarakatan (lapas) di seluruh Brasil. Di dalam penjara para napi mengelompokkan diri ke dalam geng bertujuan untuk saling melindungi dan mendesak perbaikan kondisi. Namun, pengaruh mereka juga berkembang hingga di luar lapas.
Geng Comando Vermelho berasal dari Rio de Janeiro. Namun, mereka mencoba memperluas wilayah ke bagian utara Brasil. Hal itu mengakibatkan mereka harus berhadapan dengan geng terbesar di Negeri Samba, First Capital Command di Sao Paulo.
Sedangkan Comando Classe A adalah geng yang relatif lebih kecil dan berasal dari luar Para. Dengan menunjukkan diri berani berhadapan dengan anggota Comando Vermelho dan diekspos oleh pemberitaan bisa membuat reputasi mereka di dunia hitam melambung.
Geng-geng ini umumnya mendapatkan pemasukan dari penyelundupan narkoba dari Kolombia dan Peru ke Amerika Serikat, Afrika dan Eropa, merampok bank, penyelundupan senjata serta ponsel.
Keberadaan sejumlah geng membuat Brasil menjadi salah satu negara dengan tingkat kekerasan yang tinggi di dunia. Pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro sudah mengusulkan undang-undang untuk semakin menekan aktivitas geng, tetapi mentok dalam pembahasan di parlemen karena kalah penting ketimbang RUU Jaminan Pensiun.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : IvoryNews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]