Menko Darmin Nilai Nasib Suku Bunga BI di ‘Tangan’ The Fed
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai ruang penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve.
Bila The Fed menurunkan bunga acuan dalam jumlah besar, maka BI berpotensi besar kembali memangkas bunga acuannya dalam waktu dekat.
“Semua tergantung nanti The Fed, kalau dia turun berapa, ya lain lagi situasinya. Semua akan bergerak sesuai apa yang dilakukan Amerika, kalau diturunin ya ruangnya terbuka lagi,” ungkap Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/7).
Mantan Gubernur BI itu memberi simulasi, misalnya The Fed menurunkan tingkat bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada pekan depan, sementara BI baru menurunkan bunga acuan sebesar 25 bps pada pekan lalu.
Artinya, BI setidaknya masih memiliki ruang penurunan bunga acuan sebesar 25 bps lagi. Meski begitu, Darmin enggan memberi proyeksi nilai penurunan tingkat bunga acuan yang akan diberlakukan The Fed.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan ruang penurunan bunga acuan dari lembaganya memang kembali terbuka. Sebab, arah kebijakan BI memang dirancang akomodatif sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi ke depan.
“BI sudah beri guidance (petunjuk) dengan cukup jelas, terang. Setelah benar turun, sekarang masih ada ruang untuk turun,” jelasnya.
Sementara itu, arah kebijakan moneter dunia memang sudah berubah dari ketat ke longgar. Bila sebelumnya para bank sentral negara-negara di dunia cenderung mengerek bunga acuan, kini satu per satu mulai menurunkan tingkat bunga.
Ia mengatakan arah pelonggaran kebijakan moneter tercipta lantaran para petinggi bank sentral di dunia ingin memberi stimulus bagi perekonomian masing-masing negara. Sebab, perekonomian dunia dan sejumlah negara tengah melambat akibat perang dagang AS dan China.
“Para tetangga juga sudah merespons perlambatan ekonomi, seperti bank sentral Australia sudah turunkan dua kali, bank sentral India tiga kali, dan bank sentral Malaysia dan Filipina juga sudah, BI pun begitu,” terangnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]