Pemimpin Hong Kong Sebut RUU Ekstradisi Sebagai Kegagalan Total
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, bahwa RUU ekstradisi yang kontroversial dan ditentang banyak pihak “sudah mati”. Carrieengakui pekerjaan pemerintah dalam RUU itu, telah memicu krisis politik di wilayah tersebut,dan menjadi “kegagalan total”.
RUU yang diusulkan akan memungkinkan orang-orang di Hong Kong untuk menghadapi persidangan di Cina daratan. Namun, rencana tersebut menyebabkan protes massal dan terjadinya kericuhan.
Hong Kong berada di bawah kekuasaan Inggris hingga 1997, selama masa itu ia mengembangkan sistem hukumnya sendiri dan kebebasan terpisah dari daratan Cina.
Di bawah undang-undang saat ini, Beijing tidak dapat mengekstradisi orang-orang dari Hong Kong untuk diadili di China.
Pengadilan Tiongkok dikontrol ketat oleh Partai Komunis, dan pengunjuk rasa berpendapat tidak akan ada jaminan pengadilan yang adil, jika mereka yang bermasalah dengan hukum diekstradisi ke daratan China.
Dalam sebuah konferensi pers Selasa (9/7/2019), Carrie mengatakan, “Masih ada keraguan tentang ketulusan pemerintah atau kekhawatiran apakah pemerintah akan memulai kembali proses di dewan legislatif. Jadi, saya tegaskan di sini, tidak ada rencana seperti itu,” ujarnya.
Pemimpin itu juga mengkonfirmasi bahwa mereka yang diselidiki atas aksi demo beberapa waktu lalu, tidak akan diberikan amnesti karena akan “bertentangan dengan aturan hukum di Hong Kong”.
Carrie menyatakan akan menangguhkan RUU itu sebagai tanggapan atas protes besar yang terjadi sejak pertengahan Juni. Tetapi, kritik terus berdatangan dan menyerukan pengunduran dirinya.
Pemimpin itu muncul di depan umum bulan lalu untuk menawarkan “permintaan maaf tulusnya” tetapi tidak mengatakan dia akan membatalkan RUU tersebut.
Ketegangan meningkat minggu lalu ketika para demonstran masuk ke sebuah gedung pemerintah dan berhadapan dengan polisi anti huru hara, yang melemparkan gas air mata ke arah para demonstran.
Belum jelas apakah pengumuman terbaru Lam ini akan cukup untuk memuaskan demonstran.
Demonstran juga menyerukan penyelidikan independen terhadap tindakan polisi terhadap pengunjuk rasa. Koresponden Sky News Tom Cheshire mengatakan: “Banyak orang telah menunggunya untuk mengatakan kata-kata bahwa RUU tersebut telah ditarik.”
Sumber : poskotanews.com
Gambar : Detak.Co
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]