Data Tenaga Kerja AS Masih Efektif Bikin Dolar AS Berjaya
Dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan melawan mata uang utama pada perdagangan Senin (8/7/19), efek data tenaga kerja yang dirilis Jumat (5/7/19) pekan lalu masih terasa hingga hari ini.
Pada pukul 21:05 WIB, indeks dolar berada di level 97,33 atau menguat 0,05% melansir data Refinitiv. Pada Jumat lalu, indeks yang dibentuk dari enam mata uang utama naik 0,54%.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data tenaga kerja yang terdiri dari penyerapan pekerja di luar sektor pertanian (Non-Farm Payroll), tingkat pengangguran, serta rata-rata gaji per jam pada Jumat malam.
Non-farm payroll dilaporkan bertambah sebanyak 224.000 orang, jauh di atas bulan Mei sebanyak 75.000 orang. Sementara tingkat pengangguran meski naik menjadi 3,7% dari sebelumnya 3,6% tetapi masih dekat level terendah 50 tahun.
Pada periode yang sama, rata-rata gaji per jam naik 0,2% month-on-month dan 3,1% year-on-year. Rilis data tenaga kerja AS tersebut cukup bagus dan mengubah prediksi pelaku pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Jika sebelumnya pelaku pasar memprediksi The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, kini menjadi maksimal dua kali.
Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group. Sebelum data tenaga kerja tersebut dirilis, pelaku pasar memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga yakni di bulan Juli, September dan Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin hingga menjadi 1,5%-1,75%.
Namun kini pelaku pasar hanya memprediksi maksimal dua kali pemangkasan. Pelaku pasar melihat adanya probabilitas sebesar 92% suku bunga akan dipangkas 25 basis poin menjadi 2%-2,25% saat The Fed mengumumkan kebijakan moneter 31 Juli (1 Agustus) nanti.
Sementara di akhir 2019 suku bunga bank sentral paling powerful di dunia ini diperkirakan berada di kisaran 1,75%-2,00% dengan probabilitas sebesar 40,1%, yang berarti pelaku pasar melihat The Fed maksimal akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali di tahun ini.
Menurunnya prediksi jumlah pemangkasan tersebut memberikan momentum penguatan bagi dolar AS yang selama ini tertekan spekulasi The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga yang agresif.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Suara.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]