Rupiah Terdongkrak Peluang Penurunan Suku Bunga AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.114 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (4/7) pagi. Rupiah menguat 0,07 persen dibanding penutupan Rabu (3/7), yakni Rp14.129 per dolar AS.
Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,01 persen, baht Thailand menguat 0,04 persen, peso Filipina menguat 0,05 persen, dan dolar Singapura menguat 0,05 persen.
Kemudian, yen Jepang menguat 0,06 persen, dolar Hong Kong menguat 0,09 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,25 persen.
Mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,06 persen, euro naik 0,09 persen, dan dolar Australia menguat 0,06 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan indeks dolar AS kian terjerembab menjelang akhir pekan karena imbal hasil obligasi AS dengan tenor 10 tahun jatuh ke level terendah baru, yakni 1,96 persen.
Ini merupakan imbas potensi perlambatan ekonomi di AS akibat perang dagang, sehingga menimbulkan kembali penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, The Fed.
Agar The Fed semakin yakin menurunkan suku bunga acuannya, baik pelaku pasar dan bank sentral sendiri juga masih menanti data ketenagakerjaan akhir pekan ini.
“Nanti versi pemerintah dari laporan ketenagakerjaan akan dirilis Jumat ini,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/7).
Meski demikian, sentimen penurunan imbal hasil obligasi AS disebut hanya sementara mengingat pasar akan kembali fokus ke perang dagang. Apalagi, AS akan mengenakan tarif terhadap barang-barang Uni Eropa senilai US$4 miliar.
“Jadi pada hari ini, range rupiah ada di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.200 per dolar AS,” terang Ariston.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]