Menanti Kabar dari Osaka, Harga Minyak Nyaris Stagnan
Pergerakan harga minyak masih sangat terbatas, seiring perhatian pelaku pasar yang terpusat pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang tengah berlangsung di Osaka, Jepang. Satu hal yang menyedot perhatian adalah rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT tersebut.
Pada perdagangan Jumat (28/6/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak Brent melemah 0,06% keUS$ 66,51/barel setelah hanya menguat tipis 0,09% sehari sebelumnya. Sama halnya dengan harga light sweet (WTI) yang terkoreksi terbatas 0,08% menjadi US$ 59,38/barel setelah kemarin naik 0,08%.
Pertemuan Trump-Xi akan menentukan kondisi perekonomian global. Pasalnya bila sampai tidak ada kesepakatan, Trump beberapa kali mengatakan akan mengenakan bea impor baru kepada produk China senilai US$ 300 miliar.
Namun bila hasilnya positif, eskalasi perang dagang bisa dihindari. Bahkan itu akan menjadi penanda babak baru ronde negosiasi dagang.
Sebagai informasi, setelah Trump dan Xi bertemu pada KTT G20 Argentina pada Desember 2018 silam, kedua negara telah melakukan rangkaian negosiasi yang panjang. Tak jarang tim negosiasi AS terbang ke Beijing untuk melakukan dialog tatap muka, begitu pula sebaliknya.
Namun pada awal Mei, di saat draf kesepakatan sudah hampir rampung dan dua pimpinan negara dikabarkan akan menandatanganinya dalam waktu dekat, Trump tiba-tiba menarik diri dari kesepakatan. Trump menuding China tak lagi berkomitmen pada beberapa poin kesepakatan yang sudah dibuat.
Kondisi yang serba tidak pasti ini membuat investor memasang mode wait and see. Maklum, ketidakpastian merupakan salah satu musuh besar dalam investasi.
Selain itu, pasar minyak global juga masih mengantisipasi pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang akan berlangsung pada 1-2 Juli 2019 di Wina, Austria. Banyak pihak yakin bahwa OPEC+ masih akan terus mengurangi produksi minyaknya sepanjang semester II-2019.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara dengan Financial Times mengatakan bahwa keputusan Moskow untuk ikut memangkas pasokan minyak menjadi salah satu agenda KTT G20.
“Kesepakatan kami dengan Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya tidak sangat memperkuat stabilitas. Mengenai apakah kami akan memperpanjang perjanjian, Anda akan mengetahuinya dalam beberapa hari ke depan,” ujar Putin.
Artinya, besaran pemangkasan produksi minyak OPEC+ pada paruh kedua 2019 masih gamang. Entah lebih besar atau lebih kecil dibanding kesepakatan sebelumnya yang mencapai 1,2 juta barel/hari.
Main aman agaknya memang langkah paling bijak dalam kondisi seperti ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : cnbcindonesia.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]