Penurunan Stok Minyak Mentah AS Belum Mampu Panaskan Harga

Harga minyak dunia justru melemah, saat mendapat sentimen positif dari anjloknya stok mentah Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, dua harga acuan minyak global, West Texas Intermediate dan Brent terpantau di zona merah pukul 13:48 WIB, Kamis (27/6/2019). Harga WTI turun 0,40% atau 0,24 poin ke posisi US$59,14 per barel. Harga Brent melemah 0,53% atau 0,35 poin ke posisi US$66,14 per barel.

Dilansir dari Reuters, harga minyak turun ke zona merah lantaran para trader menanti KTT G20 di Jepang, serta pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (the Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan produsen minyak lainnya terkait membahas perpanjangan pemangkasan produksi.

Sebelumnya, harga minyak naik lebih dari 2% pada Rabu (26/6/2019) ke level tertinggi dalam sekitar sebulan. Hal itu idukung oleh data Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan penurunan lebih besar dari yang diperkirakan dalam stok minyak mentah AS, karena ekspor mencapai rekor tertinggi dan kejutan penurunan stok produk olahan.

Akan tetapi, para trader merasa khawatir bahwa penyelesaian perang dagang di pertemuan G20 kemungkinan tidak terwujud. Di samping itu, beberapa kegelisahan juga menghantui pelaku pasar tentang keberlanjutan penurunan produksi dapat mengganggu pembelian.

“Saya pikir jarak posisi spekulatif mungkin terlalu ketat menjelang G20 dan tentu saja [pertemuan] OPEC,” kata Stephen Innes, Managing Partner di Vanguard Markets di Bangkok, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/6/2019).

Presiden AS Donald Trump dilaporkan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di KTT Kelompok 20 yang dimulai Jumat (28/6/2019), di Osaka, Jepang. Pertemuan itu untuk mencari terobosan dalam negosiasi guna mengakhiri perang dagang yang telah memukul pertumbuhan ekonomi global.

Trump pada Rabu (26/6/2019) mengatakan bahwa kesepakatan perundingan perdagangan mungkin terjadi dengan China, tetapi dia juga berbicara tentang Rencana B yang akan melibatkan pengurangan hubungan bisnis dengan China.

Innes mengatakan, dengan Trump menyebut Rencana B dalam perundingan tersebut, maka penyelesaian sengketa perdagangan dengan China belum jelas. “Masih ada unsur yang tidak diketahui,” katanya.

Hampir segera setelah KTT G20 berakhir pada Sabtu (29/6/2019), OPEC diagendakan bertemu sehari berikutnya, untuk membahas perpanjangan pemotongan produksi untuk mendukung harga.

Sehari setelah itu anggota OPEC bertemu dengan produsen lain termasuk Rusia dalam kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, yang sepakat pada Desember tahun lalu untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari. Perjanjian itu akan berakhir pada 30 Juni tahun ini.

 

 

Sumber : market.bisnis.com
Gambar : suara.com

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *