Penantian Suku Bunga AS dan RI Bikin Rupiah Melemah Tipis
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.338 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa (18/6) pagi. Angka itu melemah tipis 0,01 persen dibandingkan penutupan Senin (17/6) yakni Rp14.336 per dolar AS.
Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah seperti dolar Hong Kong sebesar 0,01 persen, ringgit Malaysia sebesar 0,01 persen, dan yen Jepang sebesar 0,01 persen.
Kemudian, terdapat pula mata uang yang menguat terhadap dolar AS seperti dolar Singapura sebesar 0,04 persen, won Korea Selatan sebesar 0,09 persen, peso Filipina sebesar 0,05 persen, dan baht Thailand sebesar 0,11 persen.
Lalu, mata uang negara maju cenderung menguat terhadap dolar AS. Euro tercatat menguat 0,07 persen, poundsterling Inggris menguat 0,04 persen, dan dolar Australia menguat 0,03 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan investor nampaknya tengah dalam posisi menunggu (wait and see) seiring maraknya penentuan suku bunga acuan pada pekan ini.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) rencananya akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19 hingga 20 Juni 2019 mendatang. Kemungkinan besar, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan dalam tujuh kali berturut-turut.
Dari luar negeri, pelaku pasar juga tengah menanti hasil dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS Federal Reserve terkait suku bunga acuan Fed Rate. Sebelumnya, ada anggapan bahwa Fed Rate akan turun lantaran data-data makroekonomi AS yang kurang baik pada pekan lalu.
Namun, pada Jumat (14/6) lalu, Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel tumbuh 0,5 persen pada Mei atau lebih tinggi dibanding April yakni 0,3 persen. Ini sebagai indikasi bahwa optimisme pertumbuhan ekonomi masih ada, sehingga The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya.
Mengingat dua peristiwa tersebut, pada hari ini, rupiah diperkirakan akan ada di rentang Rp14.310 hingga Rp14.370 per dolar AS.
“Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menahan diri dari pemotongan suku bunga pada hari Rabu. Namun, beberapa investor bertaruh bahwa Gubernur The Fed Jerome Powell dapat menggunakan pertemuan itu untuk meletakkan dasar bagi pemotongan di akhir tahun ini,” jelas Ibrahim, Selasa (18/6).
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]