Grab Denda Pembatalan Perjalanan, Ini Reaksi Pelanggan
Apikator transportasi berbasis online Grab memberlakukan uji coba denda bagi pelanggan yang membatalkan perjalanan mulai 17 Juni 2019. Namun kebijakan Grab ini mendapatkan tanggapan negatif dari para pelanggannya.
Sapto Andhika (28), karyawan perusahaan swasta di Jakarta mengaku sangat keberatan dengan kebijakan Grab tersebut. Sebab menurut dia, pembatalan pesanan yang dilakukan bukan tanpa alasan kuat.
“Karena cancel ini di beberapa kasus karena pelanggan merasa dirugikan, misalnya driver tak bisa dihubungi, driver kelamaan, atau driver lokasinya kejauhan,” ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (18/6/2019).
“Mungkin harusnya Grab memilah, alasan-alasan mana yang membuat pelanggan terpaksa cancel,” sambungnya.
Sapto yang hampir setiap hari naik ojek online, terutama Grab, juga mengatakan, pembatalan pesanan justru kerap diinisiasi oleh driver, bukan pelanggan. Driver meminta pembatalan sepihak dengan berbagai alasan.
Mulai dari alasan jarak hingga lokasi titik jemput yang sulit dicapai karena harus memutar jalan.
“Kalau denda sih saya merasa kok merugikan pelanggan banget ya. Wong pelanggan nge-cancel juga ada alasannya,” kata dia. Keberatan serupa juga dikemukakan oleh Ria Aprianty (19), mahasiswi universitas di Bekasi.
Ria yang hampir setiap hari pergi ke kampus menggunakan Grab Bike juga menganggap denda itu sangat tidak adil. Seperti halnya Sapto, ia juga mengatakan bahwa pembatalan pesanan kerap dilakukan karena driver kurang responsif.
Tidak menjawab saat ditanya atau lokasi driver yang jauh. Selain itu, ia juga mengatakan pembatalan pesanan justru kerap diminta driver. “Alasanya lokasi antar terlalu jauh, sedang makan, lokasi jemput kelewatan dan males putar balik,” kata dia.
“Kadang driver tidak responsif padahal aku juga harus buru-buru sampai kampus,” tambahnya. Sebagai pelanggan Grab, Sapto dan Ria berharap agar Grab lebih bisa mencari solusi terbaik.
Mereka tidak menutup mata pembatalan pesanan bisa merugikan driver, tetapi di sisi lain penengah juga tidak ingin dirugikan.
Sumber : Kompas.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]