Israel Gelar Pemilu Ulang pada September

Israel kemungkinan besar akan menggelar pemilu ulang dalam beberapa bulan ke depan. Hasil jajak pendapat di kalangan yudikatif di Israel memutuskan agar parlemen dibubarkan pada Kamis (30/5).

Itu menyusul kegagalan Benjamin Netanyahu membentuk pemerintah koalisi yang kuat sebelum tenggat waktu tengah malam tadi, meski ia telah terpilih kembali sebagai Perdana Menteri lewat pemilu yang digelar 9 April lalu.

Mengutip Reuters, jumlah anggota parlemen yang memilih agar parlemen dibubarkan adalah 75 orang, mengalahkan 45 lainnya. Jajak pendapat di parlemen dilakukan hanya beberapa menit setelah tenggat waktu yang diberikan untuk Netanyahu habis.

Sampai tiga jam sebelum tenggat waktu, partai Likud mengaku berhasil mengumpulkan 60 tanda tangan. Itu merupakan separuh jumlah dari anggota parlemen. Namun angka itu tetap tak kuat untuk membentuk pemerintahan yang stabil.

Pemilu kedua bagi warga Israel akan digelar 17 September mendatang.

Kegagalan Bibi-sapaan akrab Benjamin Netanyahu-membentuk pemerintahan salah satunya karena ketegangan antara mantan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dan kelompok Yahudi yang ultra-ortodoks. Lieberman sendiri dikenal sebagai sayap kanan yang sekuler.

Ia diduga merupakan pendukung Bibi.

Kedua kubu tidak sepakat soal pembebanan para cendekiawan agama muda. Kelompok ortodoks menginginkan mereka dibebaskan dari wajib militer di Israel, namun Lieberman dan mayoritas warga Israel lainnya ingin mereka tetap dibebani tugas yang sama.

“Tidak dapat dipercaya, Avigdor Lieberman sekarang bagian dari kelompok kiri. Itu jelas bahwa dia ingin menjatuhkan pemerintahan ini, untuk menambah lagi beberapa suara,” kata Netanyahu kepada media, dikutip dari Reuters.

Selain kasus itu, ia juga diduga terlibat di tiga kasus korupsi, meski dirinya membantah.

Saat pemilu digelar 9 April lalu, Netanyahu begitu optimistis.

“Kita akan menang,” ia menegaskan.

Juru bicara partai konservatif yang mengusung Netanyahu, Likud bahkan mengirim pesan singkat kepada media yang memperlihatkan politisi mereka tersenyum. Terdapat pula kata-kata, “Memilihlah,” bersama gambar Netanyahu tersenyum itu.

Namun kini, kegagalan politisi berusia 69 tahun itu membangun pemerintahan diduga akan menimbulkan perpecahan di kalangan Likud sendiri.

Netanyahu yang pertama terpilih sebagai pemimpin Israel sejak 1990-an sudah memerintah selama satu dekade terakhir. Juli mendatang ia akan menggantikan posisi founding father Israel, David Ben-Gurion sebagai politisi paling lama menjabat dalam tampuk pimpinan.

Sementara itu, pemilu kedua Israel juga diduga akan mempersulit usaha Amerika Serikat mendamaikan konflik Israel-Palestina. Sebuah tim bentukan Gedung Putih sampai di Israel Rabu (29/5) kemarin dan berencana bertemu Netanyahu pada Kamis.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Republika

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *