Partai Milik Erdogan Kalah, Istanbul Resmi Gelar Pemilu Ulang
Dewan Pemilihan Umum Turki (YSK) memerintahkan pemungutan suara ulang untuk pemilihan walikota Istanbul setelah kekalahan mengejutkan yang dialami partai milik Presiden Recep Tayyip Erdogan, AKP, di ibu kota Turki tersebut.
Mengutip Reuters, Wakil Ketua Partai AKP Recep Ozel mengatakan dewan pemilihan umum Turki memutuskan pemilu ulang di Istanbul akan digelar pada 23 Juni mendatang.
“Dewan pemilihan umum hari ini telah menetapkan pemilu ulang di Istanbul pada 23 Juni,” kata Ozel, Senin (6/5)
Sebelumnya, Partai Keadilan dan Kesejahteraan atau AKP kalah suara dalam pemilihan umum daerah di Ankara dan Istanbul.
Ketua Dewan Pemilihan Umum Turki (YSK), Sadi Guven mengatakan berdasarkan hasil hitung cepat pada Senin (1/4), kandidat Wali Kota Istanbul dari oposisi, Ekrem Imamoglu, unggul dengan perolehan suara 4.159.650.
Sementara itu, kandidat dari AKP sekaligus mantan perdana menteri Turki, Binali Yildirim, hanya mendapat suara sebanyak 4.131.761, selisih 28 ribu suara.
Menurut Guven, masih ada 84 kotak suara yang masih harus dihitung. Namun, baik Imamoglu dan Yildirim sama-sama telah mengklaim kemenangan sejak Senin pagi.
Dikutip AFP, Erdogan terus memaksimalkan kampanye bersama partainya menghadapi pemilihan daerah yang berlangsung akhir pekan lalu.
Ia menggambarkan pemungutan suara wali kota dan dewan distrik ini sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup bangsa.
Namun, belakangan popularitas AKP menurun akibat perlambatan ekonomi yang melanda Turki dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, dalam pilkada Ankara, kandidat oposisi Mansur Yavas unggul dengan 50,89 persen suara. Sementara itu, kandidat AKP hanya mampu meraih 47,06 persen suara.
Erdogan, yang telah mendominasi politik Turki selama lebih 16 tahun, dikenal sebagai pemimpin paling populer dan juga tegas dalam sejarah modern negara itu. Namun, pemilu lokal di Turki menjadi tantangan tersendiri untuk Erdogan dan partainya.
Pemilu dilangsungkan di saat angka pengangguran dan inflasi kian meningkat sebagai akibat krisis mata uang tahun lalu.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]