Kekerasan di Meksiko Semakin Parah, Tercatat 682 Kasus Pembunuhan
Angka pembunuhan sejak awal 2019 di negara bagian pesisir Meksiko, Veracruz, semakin meningkat.
Sekretariat Keselamatan Publik Nasional Meksiko mencatat 682 kasus pembunuhan di Veracruz dari Januari hingga Maret, bersama dengan 122 penculikan, menurut laporan CNN, 29 April 2019.
Veracruz, wilayah dengan garis pantai sepanjang 400 mil di Teluk Meksiko, adalah salah satu wilayah penting untuk ekspor-impor. Namun wilayah ini juga menjadi medan perang berdarah antar-kartel.
Pekan lalu di Kota Minatitlan, sebelah selatan Provinsi Veracruz, 13 orang dibunuh dalam pesta keluarga, menurut Departemen Keamanan Publik Veracruz.
Pihak berwenang setempat mengatakan mereka percaya Kartel Generasi Baru Jalisco (dengan akronim Spanyol, CJNG) terlibat dalam pembantaian, dalam tindakan balas dendam.
Di antara korban tewas adalah bayi berusia 1 tahun yang ditembak beberapa kali, menurut media negara Notimex. Ayah bayi tewas, sementara ibunya dirawat bersama tiga korban lain.
Sehari setelah penembakan massal, sekretaris keamanan publik untuk Veracruz, Hugo Gutiérrez Maldonado, men-twit bahwa pasukan federal dan negara telah dikerahkan dalam operasi pencarian dan penangkapan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan di Minatitlan. Dia meminta jaksa agung negara bagian untuk membantu pencarian.
Gubernur Veracruz Cuitláhuac García mengadakan pertemuan darurat sehari setelah penembakan.
“Kami akan membersihkan negara ini. Korupsi akan berakhir. Impunitas akan berakhir. Dan akan ada keadilan,” kata Presiden Meksiko Andrés Manuel Lopez Obrador, Minggu lalu.
Tetapi hanya beberapa hari kemudian, pada hari Rabu, ada penembakan mobil di Mixtla de Altamirano, sebuah kota sekitar 165 mil barat laut Minatitlan. Tiga orang terbunuh, yakni Wali kota Maricale Vallejo Orea, suaminya dan sopir mereka.
Setelah gelombang kekerasan yang melanda Veracruz, Presiden Lopez Obrador, disertai dengan kabinet keamanannya, mengunjungi Minatitlan, tempat pembantaian keluarga terjadi pada hari Jumat. Dia memprakarsai rencana keamanannya untuk kawasan itu, dengan pembentukan Pengawal Nasional baru, yakni rencana utama Lopez Obrador dalam upayanya untuk memerangi kekerasan dan korupsi di Meksiko.
Lopez Obrador dilantik pada Desember 2018, pada akhir tahun yang memperlihatkan lebih dari 33.000 kasus pembunuhan di Meksiko, jumlah tertinggi sejak negara itu mulai membuat catatan pembunuhan.
Bahkan pada tahun 2019 telah ada peningkatan nasional hampir 10 persen dalam kekerasan dibandingkan tahun lalu.
Negara-negara bagian tetangga, Puebla dan Oaxaca, di sepanjang perbatasan selatan Veracruz, juga mengalami gelombang kekerasan. Menurut Sekretariat Keselamatan Publik Nasional Meksiko, dalam tiga bulan pertama tahun 2019, ada 558 kasus pembunuhan di Puebla dan 462 di Oaxaca.
Pemerintah Meksiko telah berperang melawan kartel dan pengedar narkoba sejak 2006 dan pada saat yang sama, kartel narkoba saling berperang untuk menguasai wilayah yang berujung pada pembunuhan dan penculikan.
Sumber : Tempo.co
Gambar : Dunia Tempo.co
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]