Dolar AS Perkasa, Harga Emas Tertekan
Harga emas di pasar global pada perdagangan Senin (29/4/2019) pagi masih terkoreksi akibat keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,1% ke posisi US$ 1.287,5/troy ounce, setelah menguat 0,71% akhir pekan lalu (26/4/2019).
Adapun harga emas di pasar spot terkoreksi terbatas 0,04% ke level US$ 1.285,35/troy ounce, setelah naik 0,7% akhir akhir pekan lalu.
Pada posisi tersebut, harga emas di pasar COMEX dan spot telah menguat masing-masing sebesar 0,77% dan 0,84% dalam sepekan secara point-to-point.
Dolar AS yang perkasa pagi hari ini masih menjadi beban yang menarik harga emas ke bawah. Pada pukul 08:45 WIB, nilai Dollar Index (DXY) yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia menguat 0,05% ke posisi 98,05.
Bahkan pergerakan DXY sejak pekan lalu masih di sekitar posisi tertinggi sejak dua tahun.
Apalagi pada hari Jumat (26/4/2019) AS mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang sebesar 3,2%, jauh melampaui prediksi konsensus yang hanya 2,2%. Juga lebih tinggi dibanding prediksi Bank Sentral AS, The Fed yang sebesar 2,4%.
Kondisi ekonomi yang ternyata tidak terlalu buruk seakan membuat prediksi pemangkasan suku bunga The Fed (Fed Funds Rate/FFR) semakin jauh.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat menurunkan Federal Funds Rate 25% pada akhir 2019 adalah 40,8%. Turun dari posisi bulan yang lalu yaitu 41,1%.
Dengan begitu dolar masih akan tetap mempertahankan kekuatannya. Belum ada alasan bagi dolar untuk melempem.
Kala dolar menguat, maka harga emas relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Sebab emas ditransaksikan dengan dolar. Alhasil daya tarik emas sedikit pudar
Selain itu nasib damai dagang AS-China yang semakin harum juga menjadi faktor yang memberi tekanan pada harga emas hari ini.
Seperti yang telah diketahui, Kepala Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin akan terbang ke Beijing Selasa (30/4/2019) besok untuk melanjutkan dialog dagang dengan tatap muka.
Meskipun hasilnya masih belum dapat diduga, namun pelaku pasar masih yakin damai dagang hanya tinggal menunggu waktu saja. Toh kedua negara sudah menunjukkan usaha yang serius demi mencapai kesepakatan.
Dengan begitu, ketidakpastian ekonomi dunia yang menjadi musuh besar investor bisa sedikit surut. Risiko investasi pada instrumen lain seperti pasar keuangan menjadi lebih menarik.
Mengoleksi emas pun menjadi kurang diperhitungkan, karena menghasilkan keuntungan yang relatif lebih kecil.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Suara.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]