Pemimpin Korut Kim Jong-un Bertemu Putin di Rusia Besok
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan mengunjungi Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin. Surat kabar Rusia, Kommersant melaporkan keduanya akan bertemu pada Kamis (25/4) di Vladivostok.
Kunjungan itu bagian dari upaya Kim membangun dukungan asing untuk rencana pembangunan ekonominya setelah kegagalan konferensi tingkat tinggi (KTT) kedua Korut dan Amerika Serikat (AS) di Vietnam pada Februari lalu. Kantor berita Korut, KCNA menyatakan kunjungan itu akan dilakukan segera namun tidak menjelaskan waktu dan lokasinya.
Surat kabar Kommersant melaporkan, kunjungan itu dijadwalkan pada 25 April di Vladivostok. Laporan itu menyebut dua sumber yang mengetahui proses persiapan kunjungan itu. Belum ada komentar tentang laporan itu dari Kremlin, tapi juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov menjelaskan, Putin dan Kim dalam proses untuk bertemu pada akhir April.
”Kepala ajudan Kim, Kim Chang-son telah berada di Vladivostok pada Minggu (21/4),” ungkap laporan kantor berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap. Rusia selama bertahun-tahun terlibat dalam upaya meyakinkan Korut agar menyerahkan program nuklirnya.
Moskow juga terlibat dalam perundingan enam pihak, bersama dua Korea, Jepang, AS, dan China, yang terakhir digelar pada 2009. NK News, kelompok yang mengikuti perkembangan Korut menunjukkan sejumlah foto di website-nya tentang persiapan di Far Eastern Federal University, Vladivostok, yang diperkirakan akan menjadi salah satu lokasi pertemuan itu.
Para pekerja tampak memasang bendera Korut dan Rusia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korsel menyatakan, pihaknya memahami agenda itu termasuk hubungan Rusia- Korut, denuklirisasi, dan kerja sama regional. ”Rusia memiliki sudut pandang yang sama dengan kami seperti mencapai denuklirisasi penuh di seme-nanjung Korea dan terciptanya perdamaian permanen,” papar juru bicara Kemlu Korsel Kim In-chul saat konferensi pers di Seoul.
”Saya harap KTT itu akan menjadi peluang yang berkontribusi pada perkembangan positif,” ungkap dia. Profesor Artyon Lukin di Far Eastern Federal University menjelaskan, setelah kegagalan KTT AS-Korut di Hanoi, Kim Jong-un mungkin ingin membuktikan bahwa dia masih dicari oleh para pemimpin dunia dan dia memiliki lebih banyak pilihan.
Sumber : sindonews.com
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]