Kenaikan Inflasi Bantu Yen Bertahan Lawan Dolar AS
Yen Jepang menjadi satu-satunya mata uang utama yang berhasil mengalahkan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (23/4/19). Penguatan yen, meski tidak banyak, terbilang impresif mengingat banyaknya sentimen negatif yang menghantui, di sisi lain dolar sedang mendapat momentum penguatan.
Penguatan yen (USD/JPY bergerak turun) bahkan berlanjut hingga Rabu (24/4/19) pagi ini, sekali lagi meski tidak banyak. Pada pukul 7:22 WIB, yen diperdagangkan di kisaran US$ 111,81, dibandingkan penutupan Selasa di level US$ 111,85, melansir kuotasi MetaTrader 5.
Bank of Japan (BOJ) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (25/4/2019) besok menjadi fokus utama. Sentimen negatif pertama datang dari 48 ekonom yang memprediksi bank sentral tersebut akan mengucurkan stimulus moneter di tahun ini, berdasarkan survei dari Bloomberg. Bahkan tiga dari 48 ekonom tersebut memprediksi stimulus akan dikeluarkan Kamis besok.
Stimulus atau pelonggaran kebijakan moneter biasanya berdampak pada pelemahan nilai tukar mata uang, tetapi yen masih tetap tegar.
Sentimen negatif kedua datang dari bursa saham global yang menguat, apalagi indeks S&P 500 dan Nasdaq di AS mencatat rekor penutupan tertinggi, yang biasanya akan mengerek naik bursa Asia hari ini. Menghijaunya bursa saham biasanya menjadi indikasi tingginya risk appetite atau sentimen terhadap risiko yang akan menekan aset-aset safe haven seperti yen. Namun mata uang Jepang ini sekali lagi tetap tegar.
Dari sisi dolar, setelah rilis data ekonomi yang apik pada pekan lalu, mata uang Paman Sam ini mendapat penguatan dari Federal Reserve/The Fed memprediksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2019 yang diprediksi sebesar 2,8%. Persentase tersebut lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebesar 2,2%.
Satu-satunya sentimen positif bagi yen datang dari laporan kenaikan inflasi, yang menjadi salah satu satu pertimbangan BOJ dalam menerapkan kebijakan moneter.
Inflasi Inti National dan Inflasi Inti BOJ
Baik inflasi inti nasional maupun inflasi inti dari BOJ menunjukkan kenaikan di bulan ini, masing-masing sebesar 0,8% dan 0,5%. Inflasi di Jepang sebelumnya terus menunjukkan tren penurunan, yang membuat BOJ mempertimbangkan untuk mengucurkan stimulus moneter.
Kenaikan inflasi di bulan ini bisa jadi membuat BOJ menahan diri untuk memberikan stimulus, dan menunggu perkembangan lebih lanjut. Hal ini bisa jadi tenaga bagi yen menahan kekuatan dolar AS.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Ekonomi Kompas
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]