Gempa 6,1 SR Guncang Filipina, 8 Orang Tewas
Sedikitnya delapan orang tewas akibat gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) yang mengguncang pulau utama Filipina, Luzon pada Selasa (23/4). Sementara puluhan orang diperkirakan masih terperangkap di puing-puing bangunan komersial yang runtuh.
Dikutip dari Reuters, gempa itu melanda 60 km (37 mil) barat laut Manila. Gempa mengganggu transportasi udara, kereta api dan jalan dan menyebabkan beberapa kerusakan pada bangunan dan infrastruktur.
Gubernur Provinsi Lilia Pineda menyebut Provinsi Pampanga terkena dampak terburuk. Delapan orang tewas dan sekitar 20 lainnya cedera.
Tim penyelamat menggunakan peralatan berat dan anjing pelacak untuk mencoba menjangkau orang-orang yang terperangkap setelah sebuah bangunan berlantai empat runtuh, menghancurkan supermarket di lantai dasar.
“Mereka terdengar menangis kesakitan. Tidak mudah menyelamatkan mereka,” ujar salah seorang tim penyelamat.
Gempa itu awalnya dilaporkan berkekuatan 6,3 dan kemudian direvisi turun menjadi 6,1 skala richter menurut Survei Geologi AS dan seismologi Filipina.
Filipina seperti Indonesia rawan bencana alam karena terletak di “Ring of Fire” Pasifik yang aktif secara seismik, sebuah band gunung berapi berbentuk sepatu kuda dan garis patahan yang mengelilingi tepi Samudra Pasifik. Selain gempa, Filipina juga kerap dilanda oleh rata-rata 20 topan per tahun, membawa hujan lebat yang memicu tanah longsor yang mematikan.
Bandara internasional Pampanga di Clark, bekas pangkalan militer AS ditutup dan sejumlah penerbangan dibatalkan setelah kerusakan pada bagian-bagian fasilitas termasuk area check-in.
Retakan besar muncul di jalan provinsi dan tiang listrik ditebang.
Tim penyelamat di Manila sedang bersiap untuk memperkuat upaya menjangkau orang-orang yang terjebak di Pampanga. Pemerintah mengimbau masyarakat Filipina untuk tenang menyikapi berbagai desas-desus yang berkembang di media sosial.
“Kami minta masyarakat untuk menahan diri agar tidak menyebarkan disinformasi di media sosial yang dapat menimbulkan kekhawatiran, kepanikan dan tekanan,” kata Juru Nicara Lpresidenan, Salvador Panelo.
Di Manila, gempa, tak lama setelah pukul 17.00 menyebabkan gedung-gedung tinggi bergoyang selama beberapa menit di kawasan bisnis utama.
“Kami gugup, kami pusing. Saya berlari ke bawah dengan tiga anak,” kata Arlene Puno, seorang pembantu rumah tangga di sebuah apartemen bertingkat tinggi di pusat keuangan Makati.
Layanan kereta api yang ditunda dihentikan dan para pekerja dievakuasi dari kantor dan kondominium, mengirimkan banjir orang ke trotoar dan ke dalam antrian bus dan menambah lebih banyak kekacauan di jalan-jalan yang termasuk yang paling padat di dunia.
Gempa itu awalnya dilaporkan berkekuatan 6,3 dan kemudian direvisi turun menjadi 6,1 skala Richter, kata Survei Geologi AS dan seismologi Filipina.
Mark Genesis Samodio, 23, seorang pekerja pemeliharaan di kondominium Makati di ibukota, mengatakan dampak gempa itu tidak biasa, bahkan untuk kota yang sudah terbiasa dengan mereka.
“Saya sedang duduk lalu bergetar begitu kuat sehingga saya pikir saya sedang diayunkan dalam buaian,” katanya.
Sumber : Cnnindonesia.com
Gambar : iNews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]