Tiket Pesawat Domestik Mahal, Wisatawan Pilih Destinasi Luar Negeri
Sejak akhir tahun lalu, maskapai penerbangan Indonesia beramai-ramai menaikkan harga tiket perjalanan domestik. Bahkan, harga tiket penerbangan ke luar negeri bisa lebih murah hampir 40 persen jika dibandingkan dengan tiket penerbangan domestik.
Berdasarkan pemantauan Kompas.com di situs online travel agent (OTA), harga tiket pesawat Jakarta-Medan lebih mahal jika dibandingkan dengan Jakarta-Kuala Lumpur di hari yang sama. Harga tiket penerbangan Jakarta-Medan yang termurah dengan maskapai penerbangan Lion Air dihargai Rp 1.547.300, di saat yang sama seseorang bisa membeli tiket Jakarta-Kuala Lumpur seharga Rp 745.000.
Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan sempat mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan domestik merosot hingga 30 persen sejak naiknya harga tiket pesawat. Bagaimana tidak? Wisatawan domestik pun jadi lebih memertimbangkan untuk melakukan perjalanan wisata ke luar negeri dibanding harus merogooh kantong lebih dalam untuk berwisata di negara sendiri.
Fitri (22) misalnya, dalam satu bulan, dia bisa melakukan perjalanan ke luar kota hampir dua kali dalam satu bulan, salah satu destinasi yang paling sering dia kunjungi adalah Bali. Tahun lalu saja, dia bisa menyambangi Bali hingga lima kali dalam satu tahun.
Pekerja swasta di Jakarta ini pun sangat menyayangkan kenaikan tiket pesawat yang cepat dan bersifat mendadak. Pasalnya, tiket pesawat yang bisa dia dapatkan seharga Rp 1 juta untuk pulang-pergi ke Bali, kini dia harus merogoh kantongnya hingga Rp 2,5 juta, untuk harga tiket dari maskapai termurah, Lion Air. Sementara untuk Citilink, dia harus merogoh kantongnya lebih dalam lagi, yaitu Rp 3 juta.
“Kalau udah ke Papua, atau yang lain, ampun-ampun deh tiketnya murahan ke luar negeri. Kita kan jalan-jalan pakai uang pribadi nggak di endorse, berasa banget sih dengan harga tiket yang super mahal,” ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (10/4/2019).
Pilih ke Jepang Fitri pun sudah membatalkan salah satu rencana perjalanannya ke Pulau Cinta, Gorontalo akibat harga tiket yang melonjak tajam. Dia berencana memindahkan destinasi wisatanya ke Jepang atau Bangkok dalam waktu dekat.
“Hati masih berat gitu ke luar negeri,” ujar dia. Hal serupa juga dialami oleh Asoka (31). Pria yang memang bekerja sebagai blogger ini pun merasa keberatan dengan harga tiket yang melonjak tajam, terutama untuk wilayah Indonesia tengah dan timur.
Dia mencontohkan, sebelumnya perjalanan ke Pontianak bisa ditempuh seharga Rp 1,2 juta untuk pulang pergi, tapi sekarang untuk perjalanan berangkat saja dia harus merogoh kocek hingga Rp 1 juta.
“Sedih sekali, sekali jalan Rp 4 juta, PP Rp 8 juta. Mau keliling explore Indonesia kok terasa berat sekali,” ujar dia. Asoka mengaku mulai mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
Meski frekuensi travellingnya tak begitu sering, pekerja media di Jakarta pun merasakan harga tiket wisata domestik yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan perjalanan ke luar negeri.
“Ke Morotai aja pesawat PP Rp 5 juta, kalau ke daerah Asia atau Australia maksimal Rp 7 juta-Rp 8 juta,” ujar dia. Untuk mengakali harga tiket yang mahal, dia pun memilih untuk menggunakan moda transportasi lain jika memang alternatif tersebut tersedia.
Untuk ke daerah Yogyakarta atau Solo misalnya, dia akan memilih untuk menggunakan moda kereta api. Sementara untuk ke daerah Sumatera, dia akan menggunakan mobil dan menyeberang dengan Ferry. “Tapi kalau Medan dan Aceh, masih terlalu mahal,” ujar dia.
Sumber : Kompas.com
Gambar : BBC
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]