Partai Promiliter Berhasil Menang Suara Populer
Kekisruhan perpolitikan Thailand kembali memanas setelah Komisi Pemilu Thailand mengumumkan partai promiliter Palang Pracharat dinyatakan memenangi perolehan suara populer.
Pengumuman itu dirilis setelah 100% suara dihitung. Hal itu menjadi kesempatan bagi pemimpin junta militer untuk kembali berkuasa. Namun pengumuman tersebut tidak mampu menjelaskan siapa sebenarnya pemenang pemilu parlemen yang digelar pertama kalinya sejak kudeta militer pada 2014. Baik partai promiliter dan partai antijunta mengklaim memiliki mandat untuk membentuk pemerintahan mendatang.
Tapi tidak jelas siapa yang mampu memperoleh kursi parlemen lebih banyak sehingga bisa membentuk pemerintahan yang bisa bekerja. Partai meraih suara populer sebanyak 8,4 juta suara. Adapun partai oposisi Pheu Thai meraih 7,9 juta. “Jumlah tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilaporkan konstituen masing-masing,” ujar Deputi Sekjen Komisi Pemilu Krit Urwongse.
Hasil pemilu tersebut merepresentasikan 100% suara yang telah dihitung. Namun hasil tersebut tetap belum resmi sebelum pengumuman pada 9 Mei mendatang. Sayangnya Komisi Pemilu Thailand tidak mengumumkan jumlah perolehan kursi tiap partai di 350 konstituen.
Berdasarkan perolehan untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Pheu Thai diperkirakan meraih 137 kursi dan Palang Pracharat 97 kursi. Untuk 150 kursi DPR, hal itu dialokasikan dengan formula yang kompleks dengan melibatkan jumlah suara tiap partai. Pada Rabu (27/3), Pheu Thai membangun front demokratik yang terdiri atas tujuh partai dan mengklaim berhasil mengombinasikan 255 kursi berdasarkan hasil parsial. Mereka menyatakan memiliki hak untuk membentuk pemerintahan.
Pheu Thai dibangun para loyalis mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra yang digulingkan pada 2006 lalu. Kini Thaksin hidup dalam pengasingan sejak 2008 untuk menghindari tuduhan korupsi yang diduga bermotif politik. Pemerintahan yang dipimpin adiknya, Yingluck Shinawatra, juga digulingkan pada kudeta 2014.
Palang Pracharat, yang mengampanyekan PM Prayuth Chan-ocah sebagai pemimpin masa depan, juga mengklaim berhak membentuk pemerintahan karena mereka telah meraih suara mayoritas. Namun mereka mengklaim tidak akan tergesa-gesa untuk membentuk koalisi. Mereka akan menunggu hingga pengumuman resmi pada 9 Mei mendatang.
“Sejumlah kursi yang kita peroleh belum mencapai 250,” ujar Sekjen Palang Pracharat, Sonthirat Sontijirawong. “Kita masih memiliki waktu yang cukup,” sebutnya. Sementara itu para pemimpin militer menyatakan mereka mengaku sangat senang dengan proses berjalannya pemilu. Mereka akan mendukung pemerintahan yang dijalankan oleh “orang baik”.
Kelompok loyalis kerajaan memang terlibat konflik dengan Thaksin selama bertahun-tahun. Thaksin tetap mendapatkan dukungan di kalangan warga miskin dan perdesaan. Aturan pemilu yang ditulis junta sebenarnya untuk menjamin militer tetap melanjutkan kekuasaan pada pemerintahan mendatang meskipun Prayuth tidak lagi menjabat sebagai PM.
Sumber : sindonews.com
Gambar : Rakyat Merdeka
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]