Ekonomi AS Masih Lesu, Harga Emas Balik Menguat
Harga emas global pada perdagangan Rabu (27/3/2019) pagi ini kembali berada di zona hijau.
Hingga pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak April di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat sebesar 0,19% ke posisi US$ 1.317,5/troy ounce, setelah amblas 0,57% pada perdagangan Selasa kemarin (26/3/2019).
Adapun harga emas di pasar spot juga naik 0,15% ke posisi US$ 1.317,4/troy ounce, setelah melemah 0,48% kemarin.
Selama sepekan harga emas di bursa COMEX dan spot telah menguat masing-masing sebesar 1,21% dan 0,39% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun rata-rata kenaikan harga keduanya sebesar 2,76%.
Harga emas terangkat karena pelaku pasar mulai kembali takut akan kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah seminar di Hong kong, Presiden The Fed Boston, Eric Rosengren memprediksi pertumbuhan ekonomi AS akan melambat dalam tiga kuartal ke depan, yang mana berada di kisaran 2-2,5%. Menurut dirinya, perlambatan ekonomi di negara-negara mitra AS seperti China dan Uni Eropa berpengaruh terhadap perekonomian AS.
Seakan mengonfirmasi, data pembangunan rumah baru yang disetahunkan (seasonally adjusted annual rate) di AS pada bulan Februari tercatat turun sebesar 8,7%, dan merupakan level paling rendah dalam 2 tahun.
Industri perumahan merupakan indikator penting dalam perekonomian, karena berhubungan erat dengan banyak industri di sekelilingnya. Ini artinya, ekonomi AS masih lesu, bahkan lebih lesu daripada yang diperkirakan.
Alhasil, investor masih belum mau untuk berinvestasi pada instrumen berisiko dengan agresif. Sebab, saat kondisi ekonomi cenderung lemah, risiko koreksi terhadap nilai aset meningkat.
Emas yang seringkali menjadi pelindung nilai pun gencar diburu pelaku pasar.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]