Poundsterling Tak Bertenaga Meski Inflasi Inggris Naik

Kurs poundsterling seakan tak bertenaga menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan sesi Eropa, Rabu (20/3/19), bahkan setelah rilis data inflasi yang menunjukkan kenaikan.

Di sisi lain, greenback juga belum terlalu kuat karena menanti pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) AS pada Kamis (21/3/19) dini hari waktu Indonesia.

Pada pukul 17:15 WIB, 1 poundsterling dihargai US$1,3227 atau melemah sekitar 0,3%.

Office for National Statistic (ONS) pada pukul 16:30 WIB melaporkan inflasi yang dilihat dari indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) Inggris bulan Februari naik menjadi 1,9% dibandingkan bulan sebelumnya 1,8%. Mengutip Forex Factory, persentase tersebut lebih tinggi dari forecast tetap sebesar 1,8%.

Kenaikan inflasi biasanya berdampak positif terhadap mata uang, namun kali ini poundsterling sepertinya bebal, dan tidak merespons data tersebut.

Isu Brexit masih terus menghantui mata uang negeri Ratu Elizabeth ini. Sampai ada kejelasan ke mana arah Brexit nantinya, poundsterling terlihat masih sulit untuk menguat.

Kabar terakhir menyebutkan Parlemen Inggris akan menolak untuk kembali melakukan voting proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May jika tidak ada perubahan yang substansial di dalamnya.

Mengutip media BBC, PM May akan mengajukan penundaan Brexit singkat kepada Uni Eropa akibat kebuntuan yang terjadi di Parlemen Inggris. Brexit sejatinya harus dilakukan pada 29 Maret nanti, bagaimana nasib Inggris kemungkinan akan ditentukan Kamis besok, saat Uni Eropa mengadakan pertemuan di Brussels.

Sementara itu, fokus utama pelaku pasar hari ini tertuju pada pengumuman kebijakan moneter The Fed, yang diperkirakan akan bersikap dovish. Pelaku pasar memperkirakan jika Bank Sentral paling powerful di dunia ini akan memberikan proyeksi suku bunga atau Federal Funds Rate (FFR) akan bertahan di level 2,25% – 2,50% di tahun ini.

Namun, kini sebagaian pelaku pasar memperkirakan jika The Fed akan tetap membuka peluang kenaikan FFR satu kali di tahun ini, menjadi 2,50% – 2,75%. Apapun isu yang berhembus di pasar, semua akan terjawab saat pengumuman The Fed Kamis pukul 1:00 WIB dini hari, dan disusul dengan konferensi pers sang pimpinan, Jerome Powell, 30 menit setelahnya.

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *