Rupiah Menguat Tipis ke Posisi Rp14.225 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.225 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (20/3) pagi. Dengan demikian, rupiah menguat 0,04 persen dibandingkan penutupan pada Selasa (19/3), yakni Rp14.232 per dolar AS.
Pagi hari ini, sebagian besar mata uang Asia menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,01 persen, kemudian ringgit Malaysia dan baht Thailand sama-sama melemah 0,03 persen, disusul oleh dolar Singapura yang melemah 0,1 persen, dan yen Jepang melemah 0,2 persen.
Hanya peso Filipina, mata uang yang menguat di Asia, yaitu sebesar 0,11 persen. Sedang, dolar Hong Kong tidak mengalami pergerakan terhadap dolar AS.
Mata uang negara maju yang juga mengalami pelemahan, seperti poundsterling Inggris sebesar 0,11 persen, euro sebesar 0,05 persen, dan dolar Australia sebesar 0,39 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah masih berpotensi menguat pada hari ini seiring ekspektasi pasar akan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.
Dengan beberapa rilis indikator ekonomi AS terakhir, bank sentral AS The Fed diperkirakan bersikap dovish dengan tidak menaikkan suku bunga acuan.
Namun, rupiah mengalami ancaman lain, yakni harga minyak dunia yang kembali menanjak. Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate tercatat memasuki level tertinggi selama empat bulan terakhir, dan kini angkanya ada di level US$59,03 per barel.
Semakin tinggi harga minyak, maka permintaan dolar untuk impor akan semakin tinggi.
“Dalam transaksi hari Rabu, rupiah diprediksi masih menguat dan akan diperdagangkan di level penguatan Rp14.211 per dolar AS dan level pelemahan di Rp14.260 per dolar AS,” ujar Ibrahim, Rabu (20/3).
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : banjarmasin.tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]