Disokong Data Tenaga Kerja Inggris, Pound Terus Hantam Dolar

Sejak awal perdagangan hari ini, Selasa (19/3/19), mata uang poundsterling Inggris terus menekan dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip kuotasi pasar spot dari MetaTrader 5, nilai tukar poundsterling dibuka di level 1,3243/US$ dan hanya sempat turun 1 pip, sebelum terus bergerak naik.

Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. Nilai satu poin pip biasanya bervariasi bergantung pada pasangan mata uang yang diperdagangkan serta kurs saat itu.

Pada pukul 17:27 WIB, poundsterling dihargai sekitar 1,3281/US$ atau naik sekitar 0,20%.

Rilis data tenaga kerja Inggris yang lebih bagus dari perkiraan membuat poundsterling mampu terus menekan dolar AS. Office for National Statistic (ONS) melaporkan rata-rata gaji pekerja di Inggris, dalam tiga bulan hingga Januari lalu, naik sebesar 3,4% secara tahunan. Persentase kenaikannya sama dengan bulan sebelumnya.

Dikutip dari Forex Factory, rilis tersebut mematahkan forecast sebesar 3,2% dan menjadi kabar bagus bagi perekonomian Inggris.

Tidak hanya itu, pada periode yang sama ONS juga melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,9% dari sebelumnya 4%, juga lebih bagus dari forecast sebesar 4%.

Hanya satu ganjalan yang ada, yakni jumlah klaim tunjangan pengangguran yang melonjak sebesar 27.000 pada Februari, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 14.200 orang.

Selain data ini, pelaku pasar juga menanti informasi terbaru masalah Brexit, di mana Ketua DPR Inggris John Bercow sebelumnya menolak untuk mengadakan voting lagi pada pekan ini, kecuali ada revisi yang “substansial” dibandingkan dengan proposal Brexit versi sebelumnya.

Dampaknya, voting yang rencananya dilakukan pada pekan ini urung terjadi. Menteri Brexit Stephen Barclay mengatakan Perdana Menteri Theresa May akan mengadakan voting pada pekan depan setelah meminta penundaan Brexit ke Uni Eropa. Pertemuan negosiator Inggris dengan Uni Eropa akan dilakukan pada pekan ini.

Perkembangan terbaru dari Brexit selalu membuat poundsterling bergerak dengan volatilitas tinggi, terlebih dengan deadline yang semakin dekat pada 29 Maret nanti.

Di sisi lain, dolar AS masih dibayangi kemungkinan sikap dovish atau tak agresifnya bank sentral AS, The Federal Reserve, saat mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (21/3/2019) dini hari waktu Indonesia.

Sampai pengumuman tersebut terjadi, dolar sepertinya sulit untuk bangkit, apalagi melihat tidak adanya data ekonomi penting yang akan dirilis di AS hingga Rabu besok.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com

Gambar : Liputan6.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *