Venezuela Beri Diplomat AS Waktu 72 Jam untuk Angkat Kaki
Venezuela memerintahkan diplomat Amerika Serikat untuk angkat kaki dalam waktu 72 jam terhitung mulai Selasa (12/3), setelah Presiden Nicolas Maduro menuding Washington sebagai dalang di balik masalah listrik di negara mereka.
“Kehadiran para pejabat ini di tanah Venezuela menimbulkan risiko terhadap perdamaian, persatuan, dan stabilitas negara,” ujar Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, sebagaimana dikutip Reuters.
Kementerian Luar Negeri AS sendiri sudah mengumumkan akan menarik staf perwakilan diplomatik mereka dari Venezuela pada pekan ini.
Pernyataan itu dirilis tak lama setelah Maduro menuding bahwa padam listrik berkepanjangan di negaranya merupakan salah satu upaya AS untuk melakukan sabotase.
Sejak Kamis pekan lalu, aliran listrik di sebagian besar wilayah Venezuela terputus, membuat rakyat kian sengsara di tengah krisis ekonomi yang mereka alami.
Akibat masalah listrik ini, banyak moda transportasi mengalami gangguan, sementara belasan pasien meninggal karena rumah sakit tak punya daya alternatif untuk mengoperasikan peralatan yang dibutuhkan.
Pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela, Juan Guaido, akhirnya menyerukan demonstrasi besar-besaran untuk memprotes Maduro karena membiarkan situasi ini.
Listrik di Venezuela kerap kali padam karena kekurangan investasi pemerintah di bidang infrastruktur.
Pemerintah sering menuding ada upaya sabotase, tapi tak pernah menyebut pihak yang mereka anggap sebagai dalangnya.
Tahun lalu, Maduro meminta angkatan bersenjata menjaga generator di Guri, tapi listrik tetap sering padam. Situasi ini dianggap sebagai kemunduran karena sebelumnya, Guri dianggap sebagai salah satu pembangkit listrik paling kuat di Amerika Latin.
Guaido meminta Maduro menepikan urusan politik dan mulai membenahi masalah ini karena rakyat semakin menderita. Namun, Maduro berkeras bahwa AS yang patut disalahkan atas kesengsaraan rakyat Venezuela ini.
Selama ini, AS dan 50 negara lain mendukung Guaido untuk memegang kekuasaan sementara di Venezuela dan mendesak pemilu yang adil secepatnya.
Desakan ini muncul setelah Maduro dilantik kembali menjadi presiden usai menang dalam pemilihan umum yang dianggap tidak sah.
Mayoritas rakyat dilaporkan sudah tak mempercayai Maduro untuk memimpin bangsa karena selama ini, ia tak berhasil membangkitkan perekonomian, malah menimbulkan hiperinflasi.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]