Kurs Dolar AS Melemah Tertekan Rilis Data Inflasi
Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir perdagangan Selasa (12/3/2019) waktu setempat karena investor mencermati tingkat inflasi yang rendah. Hal ini mendorong spekulasi pasar bahwa suku bunga acuan tidak akan mengalami perubahan.
Mengutip Xinhua, Rabu (13/3/2019), indeks Harga Konsumen untuk Semua Konsumen Kota (CPI-U) meningkat 0,2 persen pada Februari berdasarkan penyesuaian musiman setelah tidak berubah pada Januari, Biro Statistik Tenaga Kerja AS Selasa.
Kenaikan itu terjadi pertama kali dalam empat bulan, setelah indeks untuk tempat tinggal dan makanan naik, dan indeks bensin juga terkerek setelah penurunan baru-baru ini.
CPI-U adalah salah satu dari dua indeks untuk mengukur inflasi konsumen untuk semua konsumen perkotaan. Meski naik, selama tiga bulan berturut-turut CPI-U tak mengalami perubahan yang menandakan inflasi AS masih berada di level rendah. Inflasi menjadi tolok ukur bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) untuk mengetatkan kebijakan moneternya.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1296 dolar AS dari 1,1240 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3084 dolar AS dari 1,3150 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7087 dolar AS dari 0,7061 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,27 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,22 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0069 franc Swiss dari 1,0112 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3362 dolar Kanada dari 1,3408 dolar Kanada.
Sumber : inews.id
Gambar : GoWest.ID
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]