Darmin Sebut Perang Dagang ‘Pukul Telak’ Ekspor RI ke China
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan perang dagang yang berkecamuk antara Amerika Serikat (AS) dengan China telah memberikan pukulan telak bagi kinerja ekspor Indonesia. Salah satu pukulan telak terjadi terhadap ekspor Indonesia ke China.
Darmin mencatat, sepanjang 2018 kemarin ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu tersebut hanya mampu tumbuh 17,7 persen. Pertumbuhan ekspor tersebut merosot tajam jika dibandingkan 2017 yang masih bisa tumbuh 45 persen.
Pukulan juga terjadi pada ekspor Indonesia ke AS. Bila pada 2017 kemarin, ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam masih bisa tumbuh 10,9 persen, pada 2018 kemarin hanya tinggal 3,6 persen saja.
Darmin mengatakan di tengah pukulan dari kecamuk perang dagang tersebut, kinerja ekspor Indonesia juga mendapatkan tekanan dari kebijakan kenaikan bea masuk impor CPO 44 persen dan dan refined products 54 persen yang mulai berlaku 1 Maret 2018 lalu.
“Ini lebih jelek lagi yang India. Ini urusan kelapa sawit membuat ekspor minus 2,5 persen,” katanya di Jakarta, Selasa (12/3).
Pukulan tersebut membuat kinerja total ekspor nasional sepanjang 2018 kemarin hanya tumbuh 8 persen. Kinerja itu mengakibatkan ekonomi dalam negeri kehilangan salah satu topangannya.
Maklum saja, di tengah ekspor yang memble, impor justru tumbuh di atas 20 persen.
“Seandainya tidak ada itu tekanan, apabila ekspor dan impor seimbang, ekonomi kita tidak akan ketarik ke bawah,” katanya.
Darmin mengatakan walau mendapatkan tekanan, ekonomi Indonesia masih beruntung. Pasalnya, di tengah tekanan yang bertubi-tubi, ekonomi dalam negeri sepanjang 2018 kemarin masih berhasil tumbuh 5,17 persen.
Memang, jika dibandingkan dengan target APBN-P 2018 yang dipatok di level 5,4 persen, ekonomi tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Media Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]