Tim SAR Temukan Beberapa Penambang Korban Longsor Terjepit Bebatuan
Evakuasi para penambang emas yang tertimbun longsor di penambangan ilegal di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), dilanjutkan Senin pagi ini (4/3/2019). Tim menemukan beberapa korban terjepit bebatuan yang segera dievakuasi.
“Kemarin (Minggu) sudah terlihat beberapa korban yang terjepit bebatuan, jaraknya sekitar 15 meter,” kata Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolmong Abdul Muin Paputungan.
Dengan penemuan beberapa korban, jumlah penambang emas yang tertimbun material longsor pada Selasa (28/2/209) pukul 21.10 WITA, bertambah. Sebelumnya Hingga Jumat (1/3/2019) atau hari kelima proses evakuasi, korban meninggal dunia tercatat sebanyak delapan orang dan 20 orang dinyatakan selamat.
Abdul Muin mengatakan, proses evakuasi sejak Jumat (1/3/2019) dan Sabtu (2/3/2019) belum membuahkan hasil karena alat berat kesulitan mengakses lokasi puluhan penambang emas tertimbun.
Awalnya, evakuasi korban akan dilakukan setelah mengeluarkan material batu yang menutupi pintu utama lubang. Namun, rencana itu diurungkan karena kondisi tanah labil dan mudah longsor.
Tim gabungan kemudian menurunkan alat berat untuk menggali lubang di bagian atas bukit sebagai pintu akses tim SAR gabungan melakukan evakuasi. “Jadi sudah ada lubang besar sebagai akses masuk, korban yang terhimpit batu memang sudah terlihat dan tinggal dievakuasi pagi ini,” ujar Muin.
Evakuasi korban, lanjut dia, sebelumnya direncanakan dilakukan pada Minggu (3/3) pukul 22.00 WITA. Hanya saja, rencana itu tidak dilaksanakan karena memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. “Kami berharap pagi ini cuaca cerah sehingga dapat memudahkan proses evakuasi,” ujarnya.
Humas SAR Manado, Fery Ari Yanto sebelumnya juga mengatakan, Tim SAR gabungan menemukan lubang besar di lokasi longsor penambangan emas Kabupaten Bolmong. Puluhan korban diduga terjebak di dalam lubang tersebut.
“Sudah kelihatan lubang yang diperkirakan lokasi korban tertimbun,” kata Fery Ari Yanto, Minggu (3/3/2019).
Menurut dia, para personel gabungan ini bekerja 24 jam nonstop, dibantu dengan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi. Apalagi, sudah dua hari terakhir ini korban tak juga berhasil ditemukan. Namun, sejak pukul 09.30 WITA mesin dihentikan sementara, karena ada reruntuhan batu dari atas.
“Lokasi korban tertimbun sudah diketahui. Namun tim dilarang masuk ke lokasi lubang karena masih cukup berbahaya,” ujarnya.
Sumber : inews.id
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]