Bank Sentral Jepang Pertahankan Stimulus & Pangkas Prospek Inflasi
Bank of Japan memutuskan tidak mengubah kebijakan moneternya dan memangkas perkiraan inflasi untuk keempat kalinya berturut-turut.
Dalam laporan prospek triwulannya, Bank Sentral Jepang itu mempertahankan program pengendalian kurva imbal hasil dan pembelian aset, yang diprediksi oleh hampir seluruh ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.
Dengan pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis dan Federal Reserve minggu pekan depan, jarak kebijakan antara BOJ dan bank sentral lainnya terus melebar.
Meskipun The Fed diperkirakan akan memberikan jeda terhadap pengetatan moneternya, meraka dan ECB berusaha untuk kembali ke kebijakan pra-krisis, sehingga memberi lebih banyak ruang untuk menanggapi goncangan atau penurunan lainnya.
Shinichiro Kobayashi, ekonom senior di Mitsubishi UFJ Research and Consulting mengatakan tidak adanya tindakan BOJ setelah memangkas perkiraan inflasi adalah “bukti kuat” bahwa mereka masih memiliki alat kebijakan cadangan yang tersisa. Dia mencatat bahwa BOJ sebelumnya telah mengambil tindakan pencegahan ketika inflasi dianggap berisiko.
BOJ memangkas perkiraan inflasi untuk tahun fiskal mulai April menjadi 0,9% dari 1,4%, mengutip penurunan harga minyak mentah sebagai alasan utama.
Tetapi perkiraan inflasi BOJ tidak termasuk dampak dari perkirakan pemangkasan biaya ponsel atau inisiatif pemerintah untuk menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak.
Bank sentral mengatakan kebijakan pendidikan saja akan memotong inflasi inti sebanyak 0,3% pada tahun fiskal 2019 dan 0,4% tahun depan, yang secara efektif membawa perkiraan inflasi menjadi 0,6% dan 1,0%.
Penurunan prospek inflasi menjadi 0,6% pada tahun fiskal 2019 akan menjadi yang terbesar sejak Gubernur Haruhiko Kuroda mengambil alih BOJ pada 2013.
Sementara itu, inflasi inti Jepang merosot ke 0,7% pada Desember. Banyak ekonom memperkirakan angka itu jatuh di bawah nol sekitar tahun ini. BOJ kembali menyatakan bahwa momentum menuju target inflasi 2% masih utuh, meskipun belum cukup kuat.
Sumber : bisnis.com
Gambar : Seputar Forex
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]