Dibuka Menguat Tipis, Kini IHSG di Zona Merah
Dibuka naik tipis 0,03%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini sudah terjebak di zona merah. Pada pukul 9:33 WIB, IHSG melemah 0,11% ke level 6.443,65.
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,06%, indeks Shanghai turun 0,41%, indeks Hang Seng turun 0,34%, indeks Strait Times turun 0,18%, dan indeks Kospi turun 0,52%.
Aksi ambil untung mewarnai pergerakan bursa saham regional. Maklum, bursa saham regional sudah membukukan penguatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Indeks Shanghai misalnya, sudah naik hingga 2,2% pada periode 11-21 Januari 2019, sementara indeks Hang Seng menguat 2% pada periode tersebut.
Sementara itu, sepanjang tahun ini (hingga kemarin, 21/1/2019) IHSG telah melejit hingga 4,14% sehingga ruang bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar.
Rilis proyeksi ekonomi terbaru dari Internasional Monetary Fund (IMF) menjustifikasi aksi ambil untung yang dilakukan investor. Dalam proyeksi teranyar, Christine Lagarde dan kolega meramal ekonomi global hanya akan tumbuh 3,5% pada 2019, lebih lambat dibandingkan proyeksi bulan Oktober yang mencapai 3,7%. Beberapa faktor yang menjadi pemberat laju pertumbuhan ekonomi global adalah perlambatan ekonomi di China dan kemungkinan No Deal Brexit.
Perlambatan ekonomi global kian terkonfirmasi dengan rilis proyeksi terbaru dari IMF. Kemarin, pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-IV 2018 diumumkan sebesar 6,4% YoY. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 adalah sebesar 6,6%, laju terlemah sejak 1990.
Sebagai informasi, IHSG sudah menembus 3 level psikologis sepanjang tahun ini yakni 6.200, 6.300, dan 6.400 Di dalam dunia pasar keuangan, level psikologis merupakan sebuah level harga atau indeks yang bulat (mudah diingat) dan seringkali mempengaruhi pergerakan indeks atau harga instrumen secara signifikan.
Level psikologis biasanya akan sulit ditembus dan jika sudah ditembus pun, besar kemungkinan tekanan jual akan melanda karena pelaku pasar banyak yang memasang order jual di level tersebut.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Sinar Harapan
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]