Maduro Dilantik Jadi Presiden Venezuela Lagi, Negara Tetangga Anggap Tidak Sah
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dilantik untuk periode kedua pemerintahannya pada Kamis (10/1) waktu setempat saat ekonomi negaranya kian terpuruk dan isolasi diplomatik meningkat.
Pelantikan itu dilakukan setelah Maduro menang dalam pemilu kontroversial tahun lalu yang diboikot oposisi dan dikritik Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan negara lain. Pemimpin sosialis berusia 56 tahun itu dilantik di Mahkamah Agung (MA) di depan ratusan pendukungnya. Dia akan memimpin negara itu enam tahun lagi.
Dia tidak dilantik di Majelis Nasional yang dikontrol oposisi. Setelah pelantikan di MA dia menghadiri upacara di akademi militer Venezuela.
“Saya bersumpah atas nama rakyat Venezuela. Saya bersumpah atas nyawa saya,” ungkap Maduro saat dilantik. Setelah dia diberi selempang kepresidenan, Maduro bertemu para pendukungnya.
Mandat baru Maduro itu akan membuatnya memimpin negara kaya minyak yang kini mengalami krisis tersebut hingga 2025. Oposisi menyerukan unjuk rasa selama upacara pelantikan dan ribuan pendukung Maduro membanjiri jalanan.
“Di sana ada ribuan dan ribuan orang yang datang ke sini untuk menunjukkan dukungan pada Presiden Nicolas Maduro, menyatakan bahwa mereka mendukung revolusi sosialis Hugo Chavez. Mereka juga menyatakan bahwa setiap perubahan yang terjadi di negara ini perlu terjadi dengan revolusi dan dengan pemerintahan sekarang,” papar Teresa Bo dari Al Jazeera yang melaporkan langsung dari Caracas.
Beberapa negara menyatakan mereka tidak akan mengakui mandat baru Maduro. Kecuali Meksiko, Lima Group yang terdiri atas 14 negara Amerika Latin dan Kanada mendesak Maduro menyerahkan kekuasaan pada Majelis Nasional hingga pemilu baru dapat digelar.
Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) juga mendukung resolusi yang menyatakan pemerintahan Maduro tidak sah saat sidang khusus membahas situasi di Venezuela dan Nikaragua.
Sumber : akurat.co
Gambar : BBC.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]